Selasa, 22 Mei 2018

How I Met My Husband



So, ini pertama kalinya aku sharing tentang perjalanan hidupku hingga akhirnya bertemu dengan masuam. Penting nggak sih? Ya walau nggak penting- penting amat, tapi ada hal lain yang mau aku share dan semoga keajaiban yang aku rasain, juga tertular ke kamu yang baca. Tentang keyakinan dan kekuatan doa.

Dulu, sekitar 4 tahun yang lalu, sekitar akhir 2014 di kota kesayangku, Jogjakarta, aku bertemu dengan teman masa kecilku, Mbak A (sebutlah begitu). Saking deketnya kita jaman kecil dulu, rasanya udah kayak saudara. Dan seneng banget dong, saat tahu si mbak lagi di Jogja, kita atur ketemuan.

Tanpa diduga, ternyata si mbak juga lagi ketemuan sama temen- temennya yang lain. Dan disanalah untuk pertama kalinya aku ketemu sama si masuam. Bukan, masuam bukanlah temennya si mbak tadi. Tapi, temennya temen si mbakku itu haha ribet ya? Intinya, kita ketemu disana tanpa kesengajaan dan tanpa ada sangkut paut yang jelas. Tahu- tahu ya ketemu aja.

Ngobrol ngalor ngidul selama disana dan diperjalanan pulang, aku baru sadar nih, kalau selama ngobrol tadi, kita nggak pernah yang bener- bener ngobrol berdua secara intim. I mean, ya kita ngorbol reramean gitu aja, dan cuma bahas hal receh nggak jelas. Singkat cerita, ternyata si masuam yang saat itu berdomisili di Bali, harus kembali ke kotanya malam itu juga, itu artinya, aku dan masuam dulu cuma ketemu beberapa jam aja dong. And guess what happen in the next story? Yap, dia minta kontakku ke temennya mbakku hehe emang dasar jaman dulu mah masih modusan yak. Akhirnya, di 2014 itu kita kontak- kontakan via BBM chat, yaelah jadul amat yak? yaemang.

Chat 4 tahun yang lalu itu masih chat jaman abege-abegean gitu, nggak ada arahnya, cuma haha-hihi nggak jelas. Sampe akhirnya, chat itu terputus gitu aja. Kita punya hidup masing- masing dan udah nggak kontak-kontakan lagi sampai akhirnya di pertengahan tahun 2017, it means 3 tahun berlalu. Dimana banyak perubahan yang terjadi di hidupku, dari mulai cara pandang hidup, prinsip- prinsip hidup bahkan tentang menentukan pasangan hidup. Yes, kegalauan tentang pencarian jodoh saat itu mulai menyerang, aku mulai diracuni tentang pembahasan nikah nikah nikah. Sampai akhirnya, proses “pencarian” ini bak roller coster, naik turun, belok- belok, diputer- puter nggak pake santai, yang mengajarkanku bahwa jodoh sih nggak perlu ngoyo dicari, tapi ngoyolah untuk memperbaiki diri. Hingga tiba-tiba masuam hadir (kembali).

Perubahan hidup itu bermula dari keyakinanku pada hukum Allah yang mengatakan bahwa perempuan baik, untuk laki-laki baik. Maka, untuk mendapatkan laki-laki yang baik, aku kudu jadi perempuan yang baik dulu. Di tengah-tengah masa penantian dan ikhtiarku mengenai penantian jodoh tadi, banyak perubahan baik yang aku rasakan di dalam diriku, hal- hal yang sebelumnya nggak pernah aku lakuin, jadi aku lakuin. Hal-hal yang dulunya bukan aku banget, aku usahain jadi aku banget. Ya, tapi ini berrproses jadi lebih baik versiku ya. Dan itu membentuk sebuah keyakinan, bahwa hasil nggak akan pernah mengkhianati proses. Prinsip take and give juga nih. Apa yang udah kita usahakan dan perbuat atas-karena Allah, InsyaAllah Allah juga akan kasih balasan ke kita, bahkan lebih dari yang kita duga.

Prosesnya aku dan masuam itu bisa dibilang singkat, unik dan ajaib. Disaat lagi pasrah- pasrahnya, doa lagi getol- getolnya, tiba- tiba Allah mendatangkan masuam dengan hawa segarnya. Aku yang sudah niat untuk nggak main-main lagi dalam mencari pasangan, ternyata disambut baik oleh masuam, dia juga sama. Sempet nih dalam proses ini aku nggak sengaja mbatin, "Ya Allah, kalo beneran yang ini sih, aku mau" hahaha emang dasar bener ya, ucapan mah jadi doa. Dan bener aja, ternyata niatan kita sama! Yaudah, langsunglah kita pengenalan secara personal dan keluarga satu sama lain. Nggak butuh waktu lama, saat Allah udah kasih keyakinan dan jalan-jalan ajaib-Nya tadi, kurang lebih hanya 5 bulan dan ketemu cuma 3 kali kayaknya, kita nikah deh hehe

Kok bisa? Aku juga heran. Tapi beneran ya, kalau yang namanya jodoh sih bisa datang dari hal-hal nggak terduga. Sama orang yang nggak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dan waktunya, jelas terbaik versi Allah. Saat niat kita bener, dan mau berusaha menjadi lebih baik, Allah bakal kasih kejutan deh buat kita, semacam kado dari buah kesabaran gitu. Kuncinya, yakin, banyakin doa dan serahin semua sama yang punya hati, jangan manusianya. Manusia mah tempatnya kecewa kan? Kalau ke Allah, insyaAllah yang terbaik. Walau nggak selamanya proses itu mulus-mulus aja, ada juga kerikil-kerikilnya, tapi selama kita yakin, semua bakal indah aja di akhir!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar