Kamis, 22 Maret 2012

Good morning, you..

Aku tak pernah mengerti tiap kali mereka menyebutkan kehebatan dia. Aku juga tak bisa mengerti tiap kali mendengar mereka mengeluh tentang kehororan saat dia marah. Bahkan aku tak pernah sedikit pun mengerti bagaimana bahagianya saat mereka merasakan hangat dekapnya. Yaaa..aku benar-benar buta tentang dia.

Terlalu dini untukku mengingat hal-hal seperti itu, yaaa..aku bahkan lupa hal terakhir yang pernah aku lakukan bersama dengannya. Sepengetahuanku, dia adalah sosok pekerja keras, penyayang dan hebat tentunya. Dan segelintir yang aku ingat adalah, aku pernah merasa sangat nyaman dalam peluknya.

Saat dulu, dimana teman sebayaku memiliki orang yang senantiasa mengantar jemput mereka setiap hari kesekolah, saat melihat  mereka merengek meminta mainan baru lalu tersenyum bahagia, saat melihat mereka melambaikan tangan dan menerima kecupan hangat sebelum masuk ke kelas, saat melihat mereka bermain bersama diakhir pekan, aku benar-benar tidak merasa iri. Apa mungkin aku belum mengerti?

Tapi kenapa saat ini, saat aku perlahan menuju dewasa dan saat dimana seharusnya aku telah terbiasa, aku malah merasa begitu merindukan sosoknya. Aku iri tiap kali melihat, mendengar bahkan membayangkan apa pun tentang dia. Kadang aku berfikir betapa bahagianya mereka yang sampai detik ini masih bisa menceritakan bahkan mengeluh apapun padanya. Kadang aku juga ingin menceritakan kehebatan yang baru dia lakukan, atau bahkan memperlihatkan betapa kompaknya kami. Yaaa..lagi lagi aku bodoh.

Hmm..hai, apa kabar ya? Maaf yaa, aku sudah jarang berkomunikasi denganmu, yaaa kadang aku sibuk dan lupa kewajibanku haha betapa payahnya aku bukan? Maaf juga aku tak bisa mendatangimu tiap akhir pekan seperti orang kebanyakan, mungkin akan setaun sekali..itu pun jika aku pulang kesana. Yaaa karena aku sedang berusaha menuntut ilmu ditempat ini. Maaf juga yaa aku belum bisa menunjukan seseuatu yang berarti untuk dibanggakan, tapi aku janji suatu saat nanti itu pasti. Maaf juga aku gak selalu bisa jagain wanitamu disana, sejujurnya aku juga sangat merindukannya sama sepertimu. Haaaah aku merasa banyak hutang yang masih aku emban saat ini. Doakan saja kebahagiaan buat kita semua yaaa..

Baiklah, pagi ini aku benar-benar merindukan sosokmu. Baik-baik disana ya, karena aku tau tempatmu disana pasti jauh lebih indah dari tempat kami disini. Tidur yang tenang..doa ku selalu menyertaimu, Pa..

Senin, 19 Maret 2012

....seperti aku

Tampaknya kekhawatiranmu itu semakin menjadi. Semakin jelas dan perlahan nyata. Mungkin akan semakin besar, semakin kuat hingga kamu terlihat rapuh dan kecil. Aku tau kamu itu bukan makhluk lemah. Tapi saat melihat kekhawatiranmu itu, aku berfikir bahwa kamu sedang diambang keputus-asaan. Yaaa..mungkin kamu takut untuk menyicipi kekecewaan yang tampaknya akan aku torehkan.

Tapi, aku pun sebenarnya begitu. Begitu sama rasa yang terimpit sesak didada. Rasanya ingin berontak dan meronta, namun tak punya daya. Jika mampu menawar dan meminta sedikit kelonggaran, aku hanya ingin meminta sedikit waktu. Waktu untuk bisa menggapai apa yang dulu pernah kita gantungkan. Mencapai apa yang telah kita letakkan diujung sana. Namun lagi lagi kita tak punya daya. Kita payah.

Sejujurnya aku tidak akan pernah rela melihat sosokmu jatuh dan terpuruk karena aku. Apalagi terlihat bodoh karena melawan sesuatu yang kita anggap tak pernah ada adilnya. Aku lelah mengasihani nasib yang jauh dari harapan.

Bolehkan aku meminta? Tak cukup banyak, namun aku rasa sedikit sulit. Aku hanya meminta, kebahagiaanmu. Bolehkan aku cicipi sedikit saja? Sampai nanti aku tersadar dan ingin segera pulang. Tapi aku yakin.. kamu pasti sedih melihat aku yang berlari dan hilang begitu saja meninggalkan serpihan rindu. Aku tau, kamu tak menyukai bagian perpisahan. Aku tau, kamu pasti sangat menyayangkan semuanya. Aku hanya tak mau lukamu itu semakin mengeroak membesar dan semakin sulit disembuhkan. Aku hanya ingin melihat kamu bahagia, dengan sesuatu yang lebih nyata. Tidak samar dan buram, seperti aku