Senin, 29 Agustus 2016

Percakapan hujan dan senja

hujan berbisik pada senja, tentang doa-doa yang jatuh bersamaan dengan turunnya.

"apa mereka selalu berdoa sekhusyuk ini disetiap senjamu?"

"mereka selalu berdoa, tapi selalu melipat gandakannya saat engkau ada."

"sebegitu berartinya kah kehadiranku dimata mereka? aku tersanjung."

"bukankah mereka memang selalu menantikan kehadiranmu?"

"tidak, tidak semua. bahkan ketika datang aku sering kali dikutuk. tidak banyak yang dengan riang hati menyambutku, senja. hanya sebagian dari mereka yang mencintai Tuhannya, yang bisa memaknai kehadiran dan rasa syukur yang sederhana."

"kita harus tetap berbahagia untuk ini. kita sudah menjadi saksi atas bertaburnya doa manusia di waktu yang diharapkan: ba’da ashar sampai matahari terbenam menuju senjaku, dan dikala turunnya hujanmu. kita adalah pengharapan."

Hujan pun jatuh bercampur linangan kebahagiaan, betapa dirinya sangat dirindukan insan yang sedang memperjuangkan doa dan takdir-Nya di langit.



-selasar masjid di pinggiran jalan Yogyakarta, menanti magrib dan hujan reda, sembari berdoa-

Selasa, 09 Agustus 2016

Sore di Alun-Alun Sleman

Sore ini aku duduk di bibir alun-alun kota Sleman dengan tujuan mampir ke warung Pak Sofyan, mie aceh favoritku. Dan tumben sekali, suasana di alun-alun cukup ramai. Entah sudah berapa lama aku mengalihkan pandanganku ke sekeliling, menangkap momen orang-orang yang tak kukenal.

Lucu. Aku selalu suka mengawasi. Jika aku adalah sebuah lensa kamera, mungkin momen candid adalah momen favoritku. Setiap orang bisa menjadi dirinya sendiri, tidak tahu bahwa ada yang sedang memperhatikan mereka, diam-diam.

Aku seperti sedang berusaha mengenal siapa mereka. Dengan siapa mereka, dan sedang apa mereka. Lalu aku senyum-senyum sendiri, sampai akhirnya kaget dengan kedatangan Pak Sofyan.

"Mbak, udah to melamunnya. Ini sudah jadi, maturnuwun ya."

Hahaha ternyata seorang pengamat pun tidak sadar bahwa ada yang sedang mengawasinya. Sama seperti kita yang suka tanpa sadar melihat kesalahan orang lain tanpa pernah bercermin pada diri sendiri. Na’udzubillahi min dzalik. Semoga Allah mengampuni kita. Aamiin.