Jumat, 14 Maret 2014

Nduk, Sounds Lovely


Apakah kamu masih ingat dengan panggilan kesayangan yang diberikan keluarga saat kamu masih anak- anak dulu? Panggilan yang mungkin dulunya menyebalkan, tapi sekarang malah dirindukan.

Dulu dengan tubuh bulat, mata belok dan kulit putih menggemaskan, aku seringkali dipanggil Gendut oleh setiap orang yang melihat. Sambil menyubit pipi dan ekspresi gemas setengah mati, mereka selalu berkata “Duh, si Gendut lucunya

Lalu seketika aku menangis. Entah kenapa, panggilan itu membuatku begitu sensitif. Bayangkan, begitu cengengnya aku dulu hanya karena dipanggil Gendut. Konyol sekali, kan? Tapi itulah nyatanya. 

Setelah adikku lahir, panggilan Mbak melekat hebat padaku. Dari orang tua, keluarga, serta tetangga. Kecuali Papa, beliau seringkali memanggilku dengan sebutan Nduk. Itulah kenapa aku selalu suka mendengar orang memanggilku dengan sebutan itu, merasa teduh.

Selain Nduk, panggilan lain dari Papa yang masih aku ingat adalah Wuk, dari tiwuk. Entah artinya apa, mungkin plesatan dari nama tiwi. Ya apapun alasannya, kedua panggilan itu memiliki arti tersendiri untukku.

Tapi sayang, panggilan sederhana itu perlahan hilang seiring bertumbuhnya usia. Sepeninggalan Papa, panggilan Nduk dan Wuk itu sudah sangat jarang aku dengar. Telingaku menjadi asing dengan panggilan itu. Sampai akhirnya aku pindah ke Jogja, aku menemukan keteduhan itu lagi. Panggilan favorit itu, perlahan mulai sering aku jumpai.

Keluarga di Jogja khususnya Om, adik dari Papa sering sekali memanggilku dengan sebutan Nduk. Serius, rasanya itu teduh, nyaman, dan bahagia sekali bisa mendengar panggilan itu lagi. Bayangkan, belasan tahun panggilan itu hilang, dan akhirnya sekarang kembali lagi. Panggilan Nduk yang njawani banget itu memang adem di telinga. Kesannya itu tulus dan kita disayaaaaang banget.

Ternyata, panggilan sederhana yang mungkin hanya sekedar sapaan biasa, untuk sebagian orang malah bermakna. Termasuk aku, walaupun panggilan Nduk sudah sering aku dengar sekarang, tapi tetap saja berhasil membuatku senyam- senyum sendiri saking bahagianya. Hihi.

1 komentar :