Senin, 22 Mei 2017

tentang penjagaan diri

ia yang pandai menjaga diri ketika sendiri seharusnya menjadi lebih pandai ketika ia telah menikah. ia yang pandai menjaga perasaan orang lain, menyembunyikan perasaannya dan menumbuhkan empati kepada sesama. menjaga kehormatan diri dan saudara seiman. pernikahan yang selalu di nantikan, amat boleh dirayakan. hanya saja coba ingat kembali sewaktu dulu kita menanti. betapa risihnya melihat orang lain merayakannnya berlebihan (utamanya di media sosial). ingat bahwa barangkali ada saudara seiman yang tengah mempersiapkan kapalnya saat kita sudah berlayar. ia belum siap, tapi menjadi ingin segera masuk ke lautan padahal kapalnya belum selesai. bagi yang sudah dan baru menikah, simpanlah kebahagiaan itu sebagaimana kita dulu mampu menyimpan keresahan dan kegelisahan kita sewaktu sendiri. karena jangan sampai kita menjadi sebab rusaknya perjagaan diri saudara-saudara seiman kita yang lain. biarkanlah mereka mempersiapkan diri dengan tenang, membangun sebaik mungkin bahteranya sebelum masuk ke samudara kehidupan yang entah-bagaimana-menjelaskannya :)

MAS GUN! reblogged yaaa. entah ini disebut jawaban dari keresahan hati atau gimana. Pagi ini, momen menemukan tulisan mas gun yg ini bisa ngepas banget, sedetik kemudian setelah aku berpikir pengen menulis sesuatu tentang hal serupa, eh nemu aja tulisan ini. bisa gitu banget yaaa? daaaan, bapernya terus lanjut hahaha gak papa, baper bukan aib kok. toh baper kali ini disponsori oleh baja hati yg semakin menebal, tapi sekitarnya lagi panas. nyaris leleh deeeeh.

sudahlah, mari teguhkan hati. kuatkan diri. jaga iman. pasang tameng. sabaaaaar

source. MASGUN