Senin, 29 April 2013

Nanti

Setiap mendengar berita kematian, hati ini langsung bergetar dan berasa ditampar. Berasa diingatkan jika memang benar hal yang paling dekat dengan kita itu adalah kematian. Hal yang jelas- jelas sudah pasti dan hanya menunggu waktu, sesuai janji kita.

Mendengar kabar meninggalnya Ustadz Jefri Al-bukhori, pada hari Jumat kemarin, aku seperti dilempar kemasa lalu. Ingatan terdahulu tentang hal yang hampir serupa pernah dialami keluargaku. Melihat istri dan anak-anaknya yang ditinggalkan, aku seperti bercermin, begitu jelas.

Kehilangan seseorang yang kita sayangi memang terasa berat, apalagi sebelumnya dialah yang sehari- hari menjadi tulang punggung keluarga. Kehilangan lelaki terhebat yang pernah dimiliki, wanita mana yang tak lungkruh hatinya. Dan aku selalu memberikan penghormatan tertinggi kepada mereka, wanita hebat yang menyandang status 'baru' sebagai single parent. Ya, aku berbangga hati memiliki satu diantara mereka si wanita hebat ini, memiliki Mama.

Kehilangan sosok pemimpin rumah tangga yang telah kembali pada Sang Pemilik Kehidupan, menjalani peran ganda sebagai kepala keluarga sekaligus mengurusi anak- anak yang kala itu masih sangat kecil dan ditambah lagi menjadi pemain drama yang harus berpura-pura kuat dan tegar demi menjadi contoh teladan anak-anak. Siapa yang sanggup kalau bukan wanita hebat kan?

2 Agustus 1997
Anak ketiga dikeluarga kami lahir. Aku punya adik baru! Ya, kala itu usiaku baru saja menginjak 4 tahun dan kakak laki- lakiku baru saja duduk dikelas 5 sekolah dasar. Mama adalah seorang ibu rumah tangga yang total mengabdikan dirinya untuk mengurusi rumah tangga dan Papa adalah pegawai negeri sipil yang baru saja berada di puncak kejayaan di kala itu.

10 November 1997
Berita duka menghampiri keluarga kami, Papa yang sedang melakukan perjalanan dinasnya ke Jakarta, mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia. Mobil travel yang kala itu membawa Papa dikabarkan menabrak pagar rumah seorang warga karena menurut kesaksian supir, dia ingin menghindari seekor kucing yang tiba-tiba lewat.

Beberapa saat sebelum kecelakaan itu, Papa yang tadinya duduk dikursi belakang, tiba- tiba meminta bertukar posisi dengan seorang wanita yang duduk persis disebelah supir, entah apa alasannya. Dan sepanjang perjalanan, beliau tertidur pulas hingga kecelakaan itu terjadi. Tidak ada korban lain dari kecelakaan itu selain Papa.

Tak ada luka sama sekali diwajah atau pun bagian tubuh lainnya, beliau meninggal dalam kondisi bersih, tanpa luka sedikit pun. Tanpa merasa sakit. Dan benar, Papa masih dalam kondisi tertidur, namun tidur untuk selamanya.

Aku tak bisa mengingat bagaimana kondisiku, kakak, adik, bahkan Mamaku saat kabar duka itu sampai ketelinga kami . Tapi yang aku tahu, rumah menjadi begitu ramai dikunjungi banyak orang. Entah, aku tak mengenal siapa saja mereka. Ada yang berseragam pakaian dinas seperti Papa, ada yang berpakaian seperti hendak ke masjid, berkopi'ah dan berkerudung, banyak juga Om-om berambut gondrong dan berbadan besar yang jika tak salah adalah teman- teman satu club motor gede Papa saat itu.

Aku sesekali menangis, saat orang- orang itu silih berganti memeluk dan menciumiku. Aku bingung dan takut, suara tangis bersahut- sahutan terdengar saat sebuah peti dari bandara tiba dirumah kami. Sosok Papa yang masih tertidur pulas dan berbalut kain putih ada didalamnya.

Aku tersenyum saat diberi kesempatan menciumi wajah Papa yang dingin, karena saat itu aku pun melihat senyum diwajahnya yang begitu...damai.

Mama, yang kala itu banyak mendapatkan support dari berbagai pihak, tampak begitu tenang. Tidak menangis meraung- raung meratapi kepergian Papa, ia terlihat begitu tegar. Entah, nampaknya dulu aku tak bisa memahami. Tapi saat sekarang aku mengingat hal itu lagi, aku baru sadar bahwa diam Mama kala itu adalah duka istri yang paling mendalam dan juga cara lain Mama menunjukkan rasa sayangnya kepada Papa. Ya, lewat mengikhlaskan kekasih hatinya untuk kembali menjadi kekasih abadinya nanti di sana.

Sejak kepergian Papa hingga saat ini pun, hidupku tetap terasa lengkap. Entah apa yang membuat hati ini tidak pernah kosong dan dahaga kasih sayang. Aku yakin, itu semua karena Mama sudah sangat apik memainkan peran gandanya. Atau mungkin sebenarnya, Papa tidak pernah benar- benar pergi meninggalkan kami. Karena aku percaya, saat jiwa telah menyatu, maka cinta akan menembus jarak dan batasan apa pun. Lalu, bagaimana caranya menyatukan jiwa? Jawabannya adalah berkomunikasi. Lalu, bagaimana caranya berkomunikasi? Melalui doa.

Belasan tahun sudah berganti, aku tak pernah melihat Mama menitikan air matanya lagi. Apakah sebegitu kuatnya seorang ibu? Coba aku tanyakan padamu, seberapa sering kamu melihat ibumu menangis atau minimal mengeluhkan hidupnya? Jarang? Tidak pernahkah? Tidak mungkin. Karena sebenarnya bukan tidak pernah, tapi dia hanya terlalu pintar menyembunyikan. Bukankah begitu?

Ya, ia selalu menampakkan kebahagiaan disaat hatinya tersayat kerinduan mendalam. Ia selalu memberikan kehangatan untuk buah hatinya disaat dirinya sendiri butuh sebuah pelukan. Ia menuturkan kelembutan yang selalu menyejukkan disaat dia pun butuh orang untuk mendengarkan.

Ya, ia selalu menyemangati saat dirinya sendiri butuh disemangati. Ia selalu berkata 'ada' saat uang untuk keperluan sekolah sebenarnya masih harus dibagi untuk keperluan dapur. Ia selalu berkata 'sudah' saat makanan lezat yang ia sediakan hanya cukup untuk anak- anaknya.

Ya, ia selalu tidur belakangan hanya untuk memastikan anaknya sudah pulang dan rumah sudah terkunci dengan benar. Ia juga yang selalu bangun lebih awal, hanya untuk memastikan anak-anaknya tidak terlambat sarapan dan berangkat ke sekolah. Ia pun selalu khawatir, saat Magrib tiba namun anaknya tak kunjung pulang.

Ya, ia juga selalu meributan hal- hal kecil seperti menyapu rumah, merapikan tempat tidur, mencuci piring dan lain sebagainya hanya untuk membentuk anak- anak yang tidak manja. Dan ia selalu melakukan rutinitas itu secara berulang dan ia pun tak pernah mengeluhkan bosan.

Bahkan ia selalu bahagia saat diminta menyisiri rambut anak gadisnya hingga tanpa sadar rambutnya sendiri sudah mulai memutih. Dan yang pasti, ia selalu memasukkan anak-anaknya dalam tiap doa, hanya meminta satu hal, yaitu anak- anak yang sholeh dan sholehah untuk bekal surganya nanti :')






Pada akhirnya hidup memang hanya perihal mencari jalan terbaik menuju mati- (via twitter) .



Kamis, 25 April 2013

Menulis

"Teruslah menulis. Terus saja menulis. Sebab kata temanku, menulis itu terapi. Sama seperti menangis untukmu, sama seperti berjalan kaki malam- malam untukku. Hanya saja menulis tidak membuat matamu bengkak dan kakiku lelah."


Meng-copy komentar seseorang di blog seseorang. Yooop, I feel the true power of writing, feel better and feel comfy with mysel:)

Rabu, 24 April 2013

Tidak Butuh Lebih, kan?

Hai kamu, iya kamu
Kamu yang dulu sempat lama disini, disetengah ruangan hati
Ya, tapi itu dulu
Dulu, jauh sebelum aku memahami sebuah arti
Kini aku memutar memori, dan kamu bermunculan lagi tak terhenti
Tapi saat ini sudah berbeda dan tak tahu apa sebabnya, masih aku cari
Oh, waktu yang menyebabkan perubahan ini
Iya, berubah
Bukan berubah wujud seperti transformer yang aku maksud, tapi rasanya
Rasa yang dulunya menggebu, saat ini datar malah menyenangkan
Bisa merangkulmu sebagai seorang kawan
Berdiskusi denganmu tidak dengan kecanggungan
Menatap matamu, dengan rasa yang sebatas...pertemanan
Tetaplah begini, tetap menjadi telinga yang senantiasa mendengar
dan menjadi tempat pulang untuk berkeluh
Kita memang tak butuh lebih
Karena "lebih" yang terdahulu malah merusak sebuah "arti"
Bukankah begitu? :)

Selasa, 23 April 2013

Jatim's Tour (2)

Perjalanan berlanjut dan menyambung posting-an Jatim's Tour yang kemarin bersambung, kali ini cukup diwakili foto-foto wae yo (baca: males) muehehe. Enjoy!



Menyempatkan mampir ke Sidoarjo, lumpur Lapindo


Masuk ke kawasan wisata religi Sunan Ampel dan pas kesana ba'da ashar maka banyak bonus seliweran, abang-abang keturunan arab berbaju kokoh muehehe

Kim Hin Kiong- Tempat ibadat Tri Darma Gresik


Makam Siti Fatimah Binti Maimun


Makam terpanjang, yg konon mencapai 9 meter. Namun ternyata, bukan jasadnya yg setinggi itu melainkan ditambah dgn jejeran pusaka peninggalannya


Pantai Delegan






Kita di-PHP-in, mana ada masuknya 500 perak










Mulut Goa, jika berniat masuk harus belajar ilmu melipat diri. Sempiiiit


Kopi susu di salah satu warkop di Sedayu, Joooosh


Kopi kasar madura, yg asli bikin pusing. 1,5 liter air putih ludes untuk penetralisir



Yooop, perjalanan 4 hari dadakan yang berujung dengan perjalanan pulang ke Jogja via kereta sendirian. First time dan bikin nagih buat ngebolang. Hm, someday :)

Rabu, 17 April 2013

Marry Your Daughter

Untuk kesekian kalinya jatuh cinta sama sebuah lagu. Kali ini lagi suka banget sama lagunya Brian McKnight, Marry Your Daughter. Hm, judulnya aja udah menggelitik gimana gitu kan? Dulu pertama kali denger lagu ini sih biasa aja, gak sampai mendalami tiap kata- kata di liriknya. Nah, saat belakangan lagu ini keputer lagi baru deh nyesss moment nya dapet muehehe
Lagu ini menceritakan tentang seorang pria yang "meminta ijin" ke bapak si perempuan untuk menikahi anak gadisnya. Aaaw perempuan mana yang gak melting saat momen seperti ini benar- benar terjadi di hidupnya. Cekidot! (liriknya doang yee)

Marry Your Daughter - Brian McKnight 

 

Sir, I'm a bit nervous
About being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time.
See in this box is a ring for your oldest.
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Cause very soon I'm hoping that I...

Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

She's been here every step
Since the day that we met
(I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far
(So bring on the better or worse)
And 'til death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter

The first time I saw her
I swear I knew that I'd say I do

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter


See? :')
 

Peran dan Batasannya

...... Jatuh-bangun dan pahit-manis dinamika tersebut adalah masalah universal yang harus dihadapi oleh semua orang. Cepat atau lambat. Suka tak suka.

Tanpa sengaja menemukan sebuah tulisan super nge-jleb di blognya Dewi Lestari. Siapa sih yang tidak mengenal wanita hebat satu ini? Jujur, aku merupakan salah satu penggemar bacaan maupun lirik- lirik lagu ciptaannya. 

Tulisan itu menceritakan tentang dinamika hubungan antara anak yang sudah dewasa dengan orangtuanya, khususnya mama. Dan ini membuat aku sedikit tersadar bahwa "peran" masing- masing orang terkadang malah membuat diantaranya ada "batasan". Hm, bukan hanya antara anak dengan orangtua, namun lebih global ke setiap manusia-nya. Intinya cobalah mengenal sesuatu melebihi batasan yang ada, dengan mengenal sebagai dua individu yang otentik, yang sejajar, yang real.

Tuh kan tiba- tiba ngerasa nyeeeess sendiri, nih link-nya  http://dee-idea.blogspot.com/2009/08/manusia-bukan-mama.html . Salam!

Jumat, 12 April 2013

Pemikiran Absurdku (lagi)


Hari yang cerah untuk hati yang gundah (apalah ini)
Selamat hari Jumat !

Siang ini diwaktu jam istirahat kantor, entah kenapa lagi pengen banget nge-post tentang fase yang saat ini sedang aku masuki perlahan. Fase dimana kita bisa merasakan hidup yang sebenarnya. Fase penemuan hidup "baru". Ya, fasenya orang dewasa.

Fase yang menurutku malah fase yang sedikit menakutkan namun pun menakjubkan. Menakutkannya apa? Karena, fase ini adalah fase dimana berarti umur kita semakin bertambah, yang artinya kesempatan hidup berkurang, yang artinya lagi udah gak pantes buat ngedusel-dusel mama kalau mau tidur haha
AAAAAAA rasanya gak rela meninggalkan fase- fase jauh dibawah ini.
Lalu, menakjubkannya apa? Nah katanya, kebanyakan orang mulai menemukan jati diri yang sebenarnya di fase ini. Menggapai cita- citanya, menemukan "sebagian" hidup yang lainnya, meninggalkan orang-orang rumahnya, dan memulai kehidupan barunya sendiri. Takjub? Ya. Merasakan waktu berlalu begitu cepat. Melihat usia yang bukan lagi hitungan belasan. Melihat sekitar yang hidupnya mulai memperlihatkan "keutuhan". Allahuakbar. Allah memang Maha Besar atas segala nikmat yang selama ini Dia curahkan. Lagi-lagi aku dibuai waktu. Lagi- lagi merasa penghabisan waktu tidak berbanding lurus dengan hasil.

Nah, beberapa waktu lalu pun aku merasakan pembahasan antar teman yang sudah sedikit berbeda. Pembahasan yang cukup "berat" saat berhadapan dengan 2 orang teman lama ini. Rasanya dalam hati bergumam "apa iya udah harus gitu ya" atau "haaaa masa sih?"
Ya, lucu membayangkan kecemasan yang perlahan muncul antar kami dan sejujurnya itu sedikit mengkhawatirkan hahahaha

Patokan "kedewasaan" bagiku adalah saat dimana kamu menerima undangan pernikahan yang beralamatkan namamu. Ya, ini undangan kedua yang sudah pernah aku terima. Pertama, saat nikahan kakaknya Nanda (gak masuk hitungan ya harusnya? Bodo amat haha). Dan yang kedua ini nikahannya teman sekantor. Teman sekantor, men. TEMAN SEKANTOR. Iya, harusnya aku santai aja sih. 
Nah yang jadi masalahnya itu bukan teman sekantor yang mau nikah sih sebenarnya, tapi saat aku dapat undangan nikahannya itu loh yang sedikit nge-jleb
Well, mungkin sudah saatnya aktifitasku diakhir minggu bukan lagi cuma leyeh- leyeh di depan TV nontonin aneka kartun kesayangan atau gak mandi seharian, kecuali ada yang ngajakin keluar. Tapi njagong manten yang mungkin akan menjadi aktifitas rutin tiap minggu atau sebulan sekali lah minimal. Atau yang lebih ekstrimnya lagi, apa sudah harus mulai mencari orang yang bisa diajak menemani ke setiap kondangan? Oh oke. Harusnya gak usah pake bold juga kali! Bye. Tiba- tiba kepala nyut-nyutan saat pembahasan ini. Yaudah, sekian dan terima kasih.
Nih foto orang yang baru saja jadi "dewasa" nih #plak . Bye~



Welcome 20 !

Happy birthday to me :D



Rabu, 10 April 2013

Jatim's Tour

Salam!
Kali ini adalah late-posting yang kesekian haha
Postingan tentang perjalanan 4 hari ke daerah Jawa Timur.
Perjalanan dadakan yang diusung oleh sepupuku, Mbak Fit.
Here we go!

Perjalanan kita mulai dari transitnya mbak Fit ke jogja, pasca wisudaku 23 Februari lalu, dia berencana mengajakku pergi menemaninya yang lagi cuti ke Malang untuk urusan kampus.
Nah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, kita langsung menyusun rencana dadakan untuk memanfaatkan cuti kerjanya dan memulai rute dari Surabaya, Malang, lalu ke Gresik.

Surabaya
Kota pahlawan yang juga kota terbesar kedua setelah Jakarta. Tidak heran, jalanan padat dan berpolusi menjadi sapaan awal kami datang kesini.
Dari Jogja kita menggunakan kereta Sancaka Pagi, perjalanan yang ditempuh kurang lebih 5 jam dan sepanjang perjalanan mataku disuguhi bentangan hijau yang membuat rasa laparku menjadi- jadi (ceritanya lupa bawa bekal :p)
Setiba di Stasiun Gubeng, aku dan mbak fit dijemput oleh Pak Gito yang super baik dan sabar menghadapi dua wanita yang banyak maunya ini hahaha. Beliau langsung mengantar kita ke penginapan. Gak pake mandi gak pake makan (padahal laper banget), aku dan mbak fit gak mau menghabiskan waktu cuma untuk mendem dikamar. Langsung aja kita ngajakin Pak Gito muter- muter dan pemberhentian pertama kami adalah di Tugu Pahlawan.



Tugu Pahlawan terletak di Jalan Tembaan. Tugu pahlawan ini dibangun untuk menghormati parjurit Surabaya yang tewas selama pertempuran besar melawan tentara sekutu yang dilumpuhkan oleh NICA, dan yang ingin menduduki Surabaya pada 10 November 1945. Tugu pahlawan ini terletak di depan kantor gubenur. Nah, didalam tugu ini pun ada museum, tapi eh tapi karena kita datangnya kesorean alhasil gak sempet mampir deh :(

Perjalanan kita lanjutkan ke Museum Kapal Selam atau kerennya Monkasel, nah museum ini adalah sebuah kapal besar yang mana dulunya adalah salah satu armada Angkatan Laut Indonesia, kapal selam ini kemudian dibawa ke daratan dan digunakan sebagai monumen untuk memperingati keberanian pahlawan-pahlawan Indonesia gitu katanya. 
Monkasel tampak luar



 bersambung dulu, broh...