Rabu, 30 Oktober 2013

Recharge


Mengejar Senja


Melakukan solo trip adalah obat penenang terampuh bagiku sejauh ini. Ya, tidak harus melakukan perjalanan jauh, namun menghilang sejenak dari hingar- bingar dan rutinitas sudah cukup membantu.

Me time contohnya, menyisihkan waktu untuk me-reward diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang memang ingin kamu lakukan tanpa adanya gangguan orang lain memang selalu sukses membangkitkan mood hingga 80%, atau bisa juga disebut recharge diri. Entah itu berkeliling mall sendiri, membaca buku, menonton film, ke toko buku, atau sekedar keliling tak tentu arah dengan sepeda motor hingga penat perlahan terkikis.

Hari jumat lalu contohnya, lagi- lagi aku sedang penat dengan rutinitas dan kepala rasanya butuh pendingin ekstra. Sehabis pulang kerja pukul 4 sore, aku berniat ke rumah Nanda hanya sekedar ingin say hello atau ha-ha-hi-hi sebentar, tapi kebetulan si empunya rumah sedang tidak ditempat. Maka dengan pikiran kosong aku mengegas mesin merahku ke arah selatan. Entah aku pun tidak tahu sebenarnya mau kemana kuarahkan setirku. Aku ambil jalan luruuuuus saja, agar gampang menemukan jalan pulang. Hingga saat memasuki jalan bantul, ide cemerlangku muncul. Pantai!

Dengan segera aku mencari palang arah yang menunjukan ke arah mana pantai terdekat yang bisa aku tuju. Pantai Samas. Pantai yang terletak sekitar 24 km selatan Yogyakarta. Aku melihat jam tanganku sudah jam setangah 5 lewat sepuluh, dan aku pun bergegas kesana agar timing sunset bisa aku dapatkan. 

Jujur saja aku bukan tipe orang yang gampang menghapal jalan, apalagi untuk daerah Bantul dan sekitarnya ini bagaikan negeri antah berantah yang sama sekali belum terjamah olehku secara mandiri selama di Jogja. 

Bermodal nekat dan bensin full tank, aku melaju sembari mengagumi jalan- jalan yang jarang aku lewati ini. Ternyata keluar dari rutinitas memang menyenangkan. Sesederhana mencari jalan lain menuju rumah, walau harus berjalan ke selatan dulu baru naik ke utara. Membuang tenaga dan bensin? Iya, tapi aku senang.

Kulihat langit mulai menguning, senja sudah tiba. Pantai Samas belum juga tercium keberadaannya. Aku berhenti sejenak di pinggiran sawah yang membentang di kanan kiriku. Kuperhatikan sejenak langit yang mengagumkan itu, kuambil telepon genggam bututku dan kujepret lukisan Sang Kuasa itu sembari mengucapkan syukur, Subhanallah indah sekali.

Kutancap lagi gasku, hingga debur ombak sudah agak terdengar. Jalanan makin sepi dan sejujurnya aku agak takut jika malam lekas tiba sedangkan aku buta arah begini. Kulihat palang pintu masuk Pantai Samar memanggil- manggilku, dan kujawab dengan senyum keberhasilan.

Tidak sampai 5 menit aku menikmati suasananya, suara adzan sudah berkumandang dan pantai itu begitu sepi untuk kunikmati sendirian. Seperti orang linglung, aku langsung tancap gas pulang sembari bersenandung sepanjang jalan.

Jalanan yang sepi, sawah- sawah, langit yang menguning, suara ombak, dan aroma pantai yang khas menjadi saksi jeritan bahagiaku sore itu. Aku berteriak sembari memacu motorku dan semoga saja tidak ada yang beranggapan bahwa aku frustasi karena putus cinta hahaha 

Terkadang kita butuh keluar dari lingkaran yang tampak mengukung, ya sebut saja rutinitas. Maka hal sesederhana menemukan tempat baru adalah obat semangat untuk memulai hari esok. Selanjutnya, aku ingin melakukan solo trip yang lebih ekstrim dan lebih jauh, karena menjadi bebas itu menyenangkan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar