sumber |
The Alchemist (Sang Alkemis) memiliki alur cerita yang
sederhana yaitu tentang seseorang yang ingin mewujudkan impiannya. Namun
dibalik itu semua, terdapat tulisan-tulisan yang tidak sesederhana itu karena
disana terkandung pemikiran-pemikiran filosofis tentang kehidupan, cinta dan
perjuangan. Dan dalam perjalanan itu pulalah Santiago menemukan cinta
sejatinya: Fatima, gadis gurun yang setia menanti kepulangannya.
Novel karya Paulo Coelho ini sangat cocok dibaca untuk
anak-anak muda ataupun mereka yang galau tentang pencapaian mimpi. Karena novel
ini berisikan hal- hal inspiratif dan memberikan suntikan semangat bagi yang
membacanya.
Membaca novel ini seperti menjelajahi suatu petualangan yang
penuh keajaiban. Ada beberapa bagian yang membuatku seperti masuk ke dalam dongeng
Seribu Satu Malam, entahlah rasanya seru
mengikuti petualangan hidup Santiago di gurun. Namun sayangnya, banyak istilah yang
jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari (misalnya tentang Alkemia, Jiwa
Dunia, Batu Filsuf, Ramuan Kehidupan, Lempeng Zamrud) yang membuat aku sedikit bingung
dan berpikir.
Katanya novel ini merupakan karya Paulo Coelho yang paling
banyak digemari pembacanya dan sudah diterjemahkan ke dalam 71 bahasa. Awalnya aku
tidak terlalu terterik membaca karena memang dari judulnya saja terdengar
berat, apa itu alkemis? batinku. Nah, berhubung Adil membawa novel ini ke rumah dan
menunjukkan hasil tugas menggambar arsitekturnya tentang buku ini, aku jadi
penasaran karena hasil gambarnya apik.
Akhirnya novel itu aku pinjam dan ternyata memang TOP.
"Mengapa kita
harus mendengarkan suara hati kita?"
"Sebab, di mana
hatimu berada, di situlah hartamu berada. Dan saat engkau menginginkan sesuatu,
seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya.“
Tidak ada komentar :
Posting Komentar