Kamis, 09 Januari 2014

Bagaimana?

Bagaimana perasaan kita saat kita tahu orang yang kita kira meninggalkan kita adalah orang yang paling ingin kita bahagia? Sepotong tulisan dari lapaknya MASGUN disini membuatku sedikit berpikir. Iya, bagaimana jika yang kita pikirkan selama ini adalah salah?

Seringkali kita beranggapan sendiri dan mengganggap apa yang ada dipikiran kita itu adalah kebenaran. Menarik kesimpulan sendiri dari apa yang kita lihat, yang kasat mata saja.

Bagaimana? Yah, kata tanya ini sering kali berkeliaran saat aku dihadapkan oleh pilihan untuk memutuskan sesuatu. Kata tanya ini bisa mengubah cara berpikirku seketika saat jawabannya melayang bebas lalu masuk ke akal sehat. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Bagaimana kalau ternyata...

Menurutku, tidak salah jika orang gampang menyimpulkan sesuatu yang "terlihat". Mungkin awalnya akan bertanya, lalu mencari tahu kenapa. Tapi, jika si lawan bicara yang ditanya lebih memilih diam, seperti memberikan setir kepada si pembaca situasi dan pasrah begitu saja. Pasrah dengan judge orang lain tentang dirinya. Pasrah dengan statement apapun. Pasrah jika orang lain menganggapnya jahat, pasrah saat orang lain membencinya. Hingga mungkin pasrah jika sesuatu yang selama ini ia genggam lepas begitu saja. Apa masih salah dengan kesimpulan yang dibuat?

Manusia tidak bisa membaca pikiran manusia lainnya, bukan? Lucu sih menurutku kalau ada yang berkeinginan dimengerti tanpa mau memberi pengertian.

Lalu, bagaimana perasaan kita saat tahu bahwa orang yang selama ini kita pikir tahu apa yang kita pikirkan malah sebenarnya tidak tahu apa- apa?

Itulah gunanya bicara.

1 komentar :