Seringkali kita beranggapan sendiri dan mengganggap apa yang ada dipikiran kita
itu adalah kebenaran. Menarik kesimpulan sendiri dari apa yang kita lihat, yang
kasat mata saja.
Bagaimana? Yah, kata tanya ini sering kali berkeliaran saat aku dihadapkan oleh pilihan untuk memutuskan sesuatu. Kata tanya ini bisa
mengubah cara berpikirku seketika saat jawabannya melayang bebas lalu masuk ke
akal sehat. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Bagaimana kalau
ternyata...
Menurutku, tidak salah jika orang gampang
menyimpulkan sesuatu yang "terlihat". Mungkin awalnya akan bertanya, lalu mencari tahu kenapa. Tapi, jika si lawan bicara yang ditanya lebih
memilih diam, seperti memberikan setir kepada si pembaca situasi dan pasrah begitu saja. Pasrah dengan judge orang lain tentang dirinya. Pasrah dengan statement
apapun. Pasrah jika orang lain menganggapnya jahat, pasrah saat orang lain membencinya.
Hingga mungkin pasrah jika sesuatu yang selama ini ia genggam lepas begitu
saja. Apa masih salah dengan kesimpulan yang dibuat?
Manusia tidak bisa membaca pikiran manusia lainnya, bukan? Lucu sih menurutku
kalau ada yang berkeinginan dimengerti tanpa mau memberi pengertian.
Lalu, bagaimana perasaan kita saat tahu bahwa orang yang selama ini kita pikir tahu apa yang kita pikirkan malah sebenarnya tidak tahu apa- apa?
Lalu, bagaimana perasaan kita saat tahu bahwa orang yang selama ini kita pikir tahu apa yang kita pikirkan malah sebenarnya tidak tahu apa- apa?
Itulah gunanya bicara.
Suka endingnya :)
BalasHapus