Selasa, 07 Januari 2014

Liburan Singkat Bersama Nyonya Menir





Akhirnya, adik kecilnya aku yang udah nggak kecil lagi, Titing sampai Jogja juga. Setelah kekhawatiran berlebih yang sempat aku tulis disini. Akhirnya dia berhasil meyakinkanku kalau dia itu sudah cukup umur untuk berpergian jauh sendirian sekarang. 

Hari H saat menjemput di Bandara Adisucipto Yogyakarta, aku datang 2 jam lebih awal dari jadwal seharusnya. Saat itu, tanggal 29 Desember 2013 Jogja sedang berstatus macet- macetnya karena libur sekolah plus libur akhir pekan. Haaah. Untungnya dugaanku meleset, sekitar jam 12 siang aku berangkat, ternyata jalanan sepi.

Saat pertama kali bertemu Titing pasca 2 tahun lebih nggak ketemu, aku langsung nyeplos “Dek, kok tinggi banget”. Yep, tingginya 170-an dan wajahnya tidak banyak berubah, sama dengan display picture-nya di sosial media, hanya saja sedikit hitaman aslinya hehe 

Di hari pertama dan kedua Titing disini, kami malah mengasingkan diri dari hingar- bingar kota Gudeg dan memilih Cilacap untuk berlibur. Lebih tepatnya sih untuk mengunjungi keluarga yang sejak Titing TK belum pernah ketemu lagi. Dan 2 hari 1 malam di Cilacap sukses membuat pinggangku encok. Selama di sana, kami cuma berkunjung dari rumah tante yang satu ke yang lain dan singgah ke Pantai Teluk Penyu. Kalau di bandingkan Pantai Panjang Bengkulu mah jauh, bagusan Bengkulu punya, tapi untuk suasana yang kemarin kebetulan sepi dan nyaman untuk ngumpul bareng keluarga, ya cukup sukses membuatku enjoy

Rencana di awal adalah menghabiskan libur 5 hari di Jogja, tapi nyatanya? 2 hari terbabat untuk silaturahmi ke Cilacap, membuat Titing agak kesal. Selain karena jadwal liburan diluar rencana, macet Jogja yang ampun tobat bikin ogah keluar rumah membuatku juga males ngajakin dia muter- muter ke tempat wisata yang otomatis pusatnya macet. No Kraton, No Candi, No Parangtritis. Cuma Malioboro, Alun- alun dan Tamansari yang sempat disinggahi selama di Jogja. Tapi semua terbayar karena ternyata dia belanja membibabuta grrrrr.

Punya adik perempuan yang hampir sepantaran ternyata asik saat sudah sama- sama beranjak dewasa. Bisa diajak sharing, hangout bareng, atau sesimpel tuker- tukeran baju. Sayangnya, saat dia mulai beranjak menjadi seorang gadis, aku malah jauh dan tidak bisa seleluasa itu berbagi dengannya. Tidak bisa menemani dan mengawasinya dari dekat. Tapi sisi baiknya adalah kita berdua jadi jarang berantem kayak dulu, yang ada malah suka kangen- kangenan dan sayang- sayangan gitu.

Cuti akhir tahun yang cukup menguras tenaga, waktu dan dompet karena kedatangan nyonya menir dari Bengkulu.










Tidak ada komentar :

Posting Komentar