Akhirnya, adik kecilnya aku yang udah nggak kecil lagi, Titing
sampai Jogja juga. Setelah kekhawatiran berlebih yang sempat aku tulis disini. Akhirnya dia berhasil meyakinkanku kalau dia itu sudah cukup umur untuk
berpergian jauh sendirian sekarang.
Hari H saat menjemput di Bandara Adisucipto Yogyakarta, aku
datang 2 jam lebih awal dari jadwal seharusnya. Saat itu, tanggal 29
Desember 2013 Jogja sedang berstatus macet- macetnya karena libur
sekolah plus libur akhir pekan. Haaah. Untungnya dugaanku meleset, sekitar jam 12 siang aku berangkat, ternyata jalanan sepi.
Saat pertama kali bertemu Titing pasca 2 tahun lebih nggak
ketemu, aku langsung nyeplos “Dek, kok tinggi banget”. Yep, tingginya 170-an dan wajahnya tidak banyak berubah, sama dengan display picture-nya di sosial media, hanya saja sedikit hitaman aslinya hehe
Di hari pertama dan kedua Titing disini, kami malah mengasingkan diri dari hingar- bingar kota Gudeg dan memilih Cilacap
untuk berlibur. Lebih tepatnya sih untuk mengunjungi keluarga yang sejak Titing
TK belum pernah ketemu lagi. Dan 2 hari 1 malam di Cilacap sukses membuat
pinggangku encok. Selama di sana, kami cuma berkunjung dari rumah tante
yang satu ke yang lain dan singgah ke Pantai Teluk Penyu. Kalau di bandingkan
Pantai Panjang Bengkulu mah jauh, bagusan Bengkulu punya, tapi untuk
suasana yang kemarin kebetulan sepi dan nyaman untuk ngumpul bareng keluarga, ya cukup sukses membuatku enjoy.
Rencana di awal adalah menghabiskan libur 5 hari di Jogja, tapi nyatanya? 2 hari terbabat untuk silaturahmi ke Cilacap, membuat Titing agak kesal. Selain karena jadwal liburan diluar rencana, macet Jogja yang ampun tobat bikin ogah keluar rumah membuatku juga males ngajakin dia muter- muter ke tempat wisata yang
otomatis pusatnya macet. No Kraton, No
Candi, No Parangtritis. Cuma Malioboro, Alun- alun dan Tamansari yang
sempat disinggahi selama di Jogja. Tapi semua terbayar karena ternyata dia belanja
membibabuta grrrrr.
Punya adik perempuan yang hampir sepantaran ternyata asik
saat sudah sama- sama beranjak dewasa. Bisa diajak sharing, hangout bareng,
atau sesimpel tuker- tukeran baju. Sayangnya, saat dia mulai beranjak menjadi
seorang gadis, aku malah jauh dan tidak bisa seleluasa itu berbagi dengannya. Tidak
bisa menemani dan mengawasinya dari dekat. Tapi sisi baiknya adalah kita berdua jadi
jarang berantem kayak dulu, yang ada malah suka kangen- kangenan dan sayang-
sayangan gitu.
Cuti akhir tahun yang cukup menguras tenaga, waktu dan dompet karena kedatangan nyonya menir dari Bengkulu.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar