Tik tok tik tok, pukul 11.48 waktu Indonesia bagian gagal tidur. Akibat menonton drama korea yang terpotong karena baterai habis dan malas memasang charger, jadilah aku manusia malam yang kesusahan memejamkan mata.
Langit kamar sudah gelap. Kebisingan pun mulai membungkam, sunyi. Beberapa waktu lalu aku masih menatap langit-langit itu, begitu dalam. Ada apa ya?
Nafas terasa panjang kuhembuskan, rasanya lega entah apa yang kubawa sampai berat terasa. Haaaaah, ingatan malah memutar banyak kejadian.
Sudah sejauh ini ternyata langkahku menapak. Melihat ke belakang pun sedikit sulit, banyak yang tertutupi dan tertumpuk hal-hal baru. Apa kabar harapanku?
Malam ini, aku bermonolog seperti malam-malam lalu kala kantuk sulit kutemui. Obat pelega hati yang entah mengapa membuatku merasa dekat dengan-Nya. Lebih intim dari curhatan ala-ala manusia.
Aku heran dengan mereka yang merasa kesepian tak berkawan. Menganggap tiada seorang pun yang mampu memahami kehendak hati. Bingung harus membuka pembicaraan, takut mengungkapkan.
Padahal ada yang senantiasa dekat dan selalu memahami. Yang tanpa harus bingung mengutarakan, takut tidak dimengerti, malu mengakui, takut dimarahi, apalagi dibenci, karena memang walau sekedar diam, tapi mampu melegakan hati.
Malam ini, lagi-lagi aku berbagi dan meminta. Dalam keheningan ruang gelap, dibalik bantal basah yang kudekap erat, aku mengadu dan menutupnya dengan doa-doa yang membumbung tinggi. Berlama-lama menghabiskan malam yang semakin sunyi. Lalu menuju alam yang bisa membawaku... bermimpi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar