Senin, 19 Mei 2014

Get Lost in Semarang!

Melakukan perjalanan ke tempat asing itu selalu menyenangkan. Tidak mengenal orang- orang, menikmati kebingungan, mencari jalan, tidur sesukanya, makan selapernya, pulang seselownya, istirahat secapeknya, melakukan perjalanan yang nggak ribet dengan diri sendirilah intinya.

Pergi ke Jombor di antar Adil jam 7 pagi. Mencari bus Nusantara jalur Jogja- Semarang. Beli tiket di pool dengan harga 40.000, fasilitasnya? Bus AC, tempat duduk nyaman dan luas untuk ukuran kaki panjang (hahaha) dan penumpang yang (kebetulan) nggak full.

Dapat kursi kosong di deretan kanan, milih yang sebelahan sama jendela. Entah kenapa selalu suka aja. Kursi sebelah kubiarkan terisi dengan tas ranselku yang lumayan berat. 4 jam perjalanan akan dimulai. Here we go!

ditemani yang beginian

Satu jam pertama aku habiskan dengan menikmati suguhan alam yang masih asri, jalanan yang masih sepi (karena masih pagi dan hari libur), menikmati pemandangan hijau dari persawahan dan aktifitas sosial orang- orang di pasar sampai daerah Magelang. Selanjutnya, aku lebih memilih mengistirahatkan diri. Tidur sampai hampir Semarang.

Tujuan utamaku ke Semarang adalah Masjid Agung Jawa Tengah, yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Tapi apadaya karena misskom antara aku, informasi, dan kernet bus, akhirnya aku diturunkan di terminal Terboyo, yang letaknya jauh dari pusat kota.

Setelah tiba di terminal Terboyo, aku diberi ancer- ancer untuk mencari bus kecil yang menuju Masjid Agung. Katanya si Bapak kernet, busnya itu jarang beroperasi kalau tanggal merah, alhasil nemu bus kota berukuran sedang ke arah Mangkang. Bingung? Jelas. Menurutku kondiri terminalnya agak suram. Aktifitas “keterminalan” hari itu agak sepi.

Setelah di dalam bus, aku sengaja memilih tempat duduk di dekat pak supir, sembari ngobrol- ngobrol dan nanya- nanya jalan di Semarang. Pak supirnya bilang aku harus naik angkotan kota warna kuning jurusan Citarum. Apalagi itu? Nah akhirnya aku diberhentikan di dekat jembatan (apa itu namanya nggak tau), deket parkiran becak. Tanya lagi ke bapak becak dan ibu- ibu yang lagi nunggu angkot juga, alhasil nemulah angkot kuning yang ternyata nggak sampai ke depan Masjid Agung.

Perjuangan belum berakhir, setelah turun dari angkot kuning yang salah tadi aku disarankan menunggu angkot diseberang jalan sana, tapi kata mereka angkotnya jarang lewat, mendingan jalan kaki karena jaraknya kurang lebih cuma 300 meteran.

Dan aku pilih opsi kedua, jalan kaki! Jam sudah menunjukkan pukul 11.30, aku juga sudah jalan dari setengah jarak yang (katanya) harus ditempuh. Lihat kanan kiri, banyak warung makan. Ada soto, bakso, dan berhentilah aku di warung rumah makan padang. Awalnya mampir hanya karena kecapekan jalan, ngaso bentar sambil nunggu angkot kuning yang dimaksud. Tapi ternyata perut juga butuh diisi, akhirnya sembari ngaso ya makanlah aku sepiring nasi padang plus es teh yang tumben seger banget siang itu.

Daerah Jalan Pemuda
Sambil makan juga sambil nanya sama si mbak penjual, apa tujuanku masih jauh? Ternyata tinggal 100 meter lagi. Wih, bentar lagi. Selesai makan, lanjut jalan lagi dan bener aja, tujuanku sudah di depan mata. And I'm proud to be me hahaha. Sampai saatnya pulang pun masih banyak cerita aneh. Dari yang dianterin temen naik motor nggak helm-an, nyasar nyari alamat sampai akhirnya nemu pool travel yang suram.

Masjid Agung dari sudut yang kurang oke versiku, karena cuma asal ngejepret
http://seputarsemarang.com/images/2011/05/masjid_diantara_pilar.jpg
nah ini yang oke. sumber
Jam 5 sorenya aku pulang dengan travel suram itu (bukan travel juga sih, masa nggak mau jemput, hih). Sebagai satu- satunya penumpang dari pool itu, aku sempat foto nggak jelas isi mobilnya. Dijalan kita nemu penumpang lain, sampai akhirnya ada 6 penumpang tujuan Jogja.

Kursi Travel yg masih plastikkan
Dan perjalanan singkat super nggak jelasku sendirian ke Semarang berakhir hari itu. Masih akan ada lagi lanjutan ceritaku tentang Semarang. See you!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar