Jumat, 13 September 2013

Semut


Semut, jerapah dan gajah menjadi fokusku dalam beberapa hari belakangan. Nggak tahu kenapa lagi hobi mencari jurnal tentang hewan- hewan ini. Aneh? Ya mungkin. Tapi banyak yang bisa dipelajari dari mereka, dan aku suka.

Semut.

Aku selalu keki saat makanan dan minumanku dikerubungi oleh kawanan kecil yang bikin geli ini. Sebel. Ditambah lagi jika makanan atau minuman itu sengaja aku sisihkan karena eman- eman untuk dihabiskan tapi eh malah keduluan mereka yang sregep. Atau juga, saat segerombolan semut itu berbaris rapi di sudut rumah. Duh, rasanya ingin sekali dibasmi, ambil semprotan racun serangga, arahkan ke mereka, dan sroooooot mati, supaya tidak mengganggu pemandangan.

Tapi ternyata, setelah tahu lebih dalam soal semut. Aku tiba- tiba merasa berdosa atas perlakuanku selama ini kepada mereka. Aaakh, mungkin terdengar lebay. Tapi jujur aku sudah sering membunuh kawanan mereka tanpa pernah berfikir bagaimana nasib keluarga yang ditinggalkan *halah

Padahal, banyak hal yang sebenarnya bisa kita pelajari dari mereka. Mereka yang kecilnya tidak melebihi upil itu mempunyai kekuatan yang super hebat. Katanya, kekuatan semut betina (semut pekerja) itu dasyat! Mereka rata-rata bisa mengangkat beban sampai 50 kali dari berat tubuhnya sendiri. Wow! Bayangkan semisal ada seorang gadis dengan berat 50 kg mampu mengangkat beban hingga 2.500 kg atau 2,5 ton! Edyaaan.

Selain terkenal sebagai pekerja keras dan amat solid, mereka pun pintar dalam menghadapi hambatan yang ada di sepanjang perjalanan mencari makan. Jika ada hambatan, mereka tidak langsung menerobos tetapi tampak diam dan berfikir sejenak. Atau bahkan terkadang terlihat sedikit berdiskusi dengan team-nya. Setelah mempelajari situasi dan keadaan, mereka tinggal memutuskan ingin berputar arah atau melompati saja hambatan itu jika memang tidak terlalu berbahaya. Tidak percaya? Coba perhatikan semut disekitarmu! 

Selain itu, ternyata para semut ini juga tidak egois. Kenapa? Karena dalam memenuhi kebutuhan pangannya, mereka tidaklah mementingkan kepentingan pribadi semata. Mereka rela bekerja mengangkut makanan berukuran besar sekalipun untuk dibawa ke sarang. Dan tahu kah kamu? Bahwa makanan yang sudah susah- payah mereka dapatkan itu tidaklah dihabiskan sendiri, tapi dibiarkan saja di mulut sarang untuk diambil oleh semut lainnya yang membutuhkan. Aaakh, so sweet ya.

Lalu, seringkali muncul pertanyaan dikepalaku tiap kali melihat semut- semut yang saling berpapasan dan terkesan saling sapa. Aku berfikir, apa itu bentuk salam sapa bagi kaum semut?  Ya bisa dibilang itu Assalamualaikum-nya kita tapi versi mereka, begitu (?) 

Ternyata, salam sapa mereka itu adalah bentuk berbagi sinyal makanan bagi semut lainnya. Jadi, zat kimia dari makanan yang menempel pada mereka ditransfer kepada semut lainnya. Mereka memberitahukan ada makanan atau tidak melalui antena di kepalanya yang saat mereka berpapasan terlihat seolah- olah seperti sedang bertegur sapa antar teman. Mihihi lucu ya.

 

Lain lagi dengan jerapah. Hewan yang satu ini mencerminkan sifat manusia dari segi bersosialisasinya. Selengkapnya insyaallah ada di postingan berikutnya ya, see you! :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar