Manusia memang tempatnya keliru. Kita diciptakan dengan perasaan yang gampang berubah-ubah layaknya cuaca. Begitu pula dengan iman, kadang bak rollercoster yang hobinya naik turun dengan mendadak.
Kata orang, menjadi baik itu mudah. Lalu kenapa tidak banyak orang baik di dunia ini? Karena ternyata yang sulit itu adalah mempertahankan diri supaya tidak goyah, konsistensinya yang payah.
Kita sebagai manusia sudah fitrahnya menjadi penuntut, tanpa pernah sadar untuk bercermin terlebih dahulu. Inginnya sempurna, padahal kita sendiri tidak punya apa-apa. Terlalu berekspektasi tinggi, tanpa mencoba memperbaiki diri.
Ya, manusia memang terlahir egois. Padahal nyatanya kita hanyalah makhluk kecil bak remahan kismis. Harta, tahta, nafsu dunia lah yang membuat kita kadang lupa, bahwa posisi kita saat ini hanyalah seujung kuku dari seluruh perjalanan yang ada. Seandainya, seluruh manusia, setiap detiknya sadar akan hal ini, maka kedamaian akan terasa diobral, dan bukan jadi barang mahal.
Kita seringkali berlomba-lomba terlihat sempurna di mata dunia, tanpa sadar bahwa kita sedang mengumpulkan catatan buruk di akhirat sana. Perasaan bahagia ini, hanyalah sementara, sekedipan mata.
Dunia, sampai kapan kamu sanggup menghadapi kami yang serakah ini?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar