Sabtu, 10 Desember 2016
SAH !
Senin, 31 Oktober 2016
Mari Bercerita
Setiap kita butuh telinga. Tidak untuk diceramahi atau diberi solusi. Tidak untuk dinasehati atau digurui. Tidak untuk disalahkan ataupun dibenarkan.
Karena setiap kita hanya ingin didengar, menemukan tempat untuk berkeluh kesah, yang meyakinkan diri bahwa cerita ini tidaklah terlalu membosankan dan bodoh untuk ditertawakan.
Siap-siap pasang telinga. Jika sudah, aku akan mulai bercerita.
Jangan tertawa, dengarkan saja. Deal?
Minggu, 16 Oktober 2016
Transformasi
Minggu, 09 Oktober 2016
Masalah?
Jumat, 07 Oktober 2016
Problem Solved!
"Mah, mbak bingung. Kalau mama tanya soal apa, mbak beneran bingung mau cerita dari mana."
"Nggak perlu cerita deh, mama tau intinya mbak lagi bingung kan. Yaudah, gitu aja cukup."
"Terus solusinya gimana?"
"Kalau sesuatu sudah ditakdirkan untuk kita, sejauh apapun kita berlari maka ia akan selalu mendekat. Dan sebaliknya Mbak, kalau memang bukan takdirnya, semakin kita berusaha mendekat, maka akan terus jauh ia berlari."
............
#endconversation #problemsolved #iyajugaya #assimpleasthat #makjleb #speechless #kemanaajawiiiik
Selasa, 06 September 2016
Jangan
Jangan pernah risau akan doa-doa yang belum terjawab
Jangan pernah berhenti walau semua masih harap
Jika doa yang bertemu di langit nanti membentuk kita, maka inilah hasil dari setiap pinta
Jika memang bukan adanya, maka garis-Nya lebih baik dari yang kita duga
Jangan pernah ragu tentang jalan yang sudah dipilihkan
Jangan pernah malu saat ternyata bukan kita yang Allah mau
Karena yang Maha Tahu tidak akan pernah keliru, sedang manusia bukanlah penebak jitu
Biarkanlah doa membentuk jarak menjadi satu
Dan biarkanlah hujan ini menjadi pengantar sebuah rindu
-terbaperisasi hujan-
Senin, 29 Agustus 2016
Percakapan hujan dan senja
"kita harus tetap berbahagia untuk ini. kita sudah menjadi saksi atas bertaburnya doa manusia di waktu yang diharapkan: ba’da ashar sampai matahari terbenam menuju senjaku, dan dikala turunnya hujanmu. kita adalah pengharapan."
Hujan pun jatuh bercampur linangan kebahagiaan, betapa dirinya sangat dirindukan insan yang sedang memperjuangkan doa dan takdir-Nya di langit.
-selasar masjid di pinggiran jalan Yogyakarta, menanti magrib dan hujan reda, sembari berdoa-
Selasa, 09 Agustus 2016
Sore di Alun-Alun Sleman
Lucu. Aku selalu suka mengawasi. Jika aku adalah sebuah lensa kamera, mungkin momen candid adalah momen favoritku. Setiap orang bisa menjadi dirinya sendiri, tidak tahu bahwa ada yang sedang memperhatikan mereka, diam-diam.
Aku seperti sedang berusaha mengenal siapa mereka. Dengan siapa mereka, dan sedang apa mereka. Lalu aku senyum-senyum sendiri, sampai akhirnya kaget dengan kedatangan Pak Sofyan.
"Mbak, udah to melamunnya. Ini sudah jadi, maturnuwun ya."
Hahaha ternyata seorang pengamat pun tidak sadar bahwa ada yang sedang mengawasinya. Sama seperti kita yang suka tanpa sadar melihat kesalahan orang lain tanpa pernah bercermin pada diri sendiri. Na’udzubillahi min dzalik. Semoga Allah mengampuni kita. Aamiin.
Minggu, 24 Juli 2016
Nasihat Seorang Sahabat
Akan ada masanya di dalam proses mencari, kamu menemukan kelelahan. Pilihannya hanya 2 : mengakhiri atau terus maju, dengan syarat mengisi amunisi.
Berakhir bukan berarti kalah, tapi kamu baru saja memenangkan hal terberatnya, yaitu dirimu sendiri. Maju bukan pula berarti lemah, itu artinya kamu memperkuat perjalananmu yang masih panjang tadi.
Jika kamu memilih mengakhiri, maka selamat datang pada dunia baru yang akan membawamu pada kehidupan ajaib yang tak pernah kamu duga-duga. Hidupmu bukan lagi perihal ego diri, tapi tentang saling memahami dan berdamai dengan hati. Bukan lagi perihal keren di mata dunia, tapi berlomba-lomba mencari jalan berkah bersama.
Memang tidak ada yang mudah untuk mencapai kebahagiaan yang dijanjikan, tapi bukan pula berarti sulit jika kamu yakin dan tidak berpikir rumit.
Apa kamu sudah siap? Meninggalkan segala kebebasan dan kebahagiaan pribadi demi mendapatkan ridho illahi? Jika belum, lebih baik diam dan terus perbaiki diri.
Rabu, 20 Juli 2016
Kabar Bahagia pun Meledak
Ini memang hal baru dikeluarga inti kami. Sejak kecil, pembahasan perihal pernikahan sangatlah asing atau bahkan tabu untuk dibahas secara gamblang. Entah kami sebagai anak yang memang belum begitu tertarik untuk membahas ini, atau mungkin Mama yang masih belum mau "kehilangan" anak-anaknya.
Tiba-tiba semalam Mama bercerita dengan nada bahagia. Bahwa minggu ini Mama akan meminta seorang gadis untuk anak laki-lakinya. Aku terharu, entah kenapa. Mama tampak antusias untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan, dan rasanya baru kali ini Mama tiba-tiba dengan sangat terbuka berdiskusi mengenai hal ini.
Aku jadi mengerti, orang tua memang yang paling tahu kapan waktu yang tepat untuk "melepaskan" anak-anaknya untuk membentuk sebuah keluarga, dan kapan anak-anak itu masih harus membersamai mereka. Dan aku meyakini, orangtua pulalah yang paling peka tentang kepada siapa dan kapan anak-anaknya akan "pergi".
Semalam aku memimpikannya. Sosok yang sudah sangat lama aku rindukan, mungkin hampir 20 tahun ini. Tiba-tiba sesosok yang dengan raut wajah bahagia, tampilan masih muda, dan wajahnya begitu jelas datang kedalam mimpiku. Sosoknya yang sedang bersemangat memasak di dapur, seraya bercerita seru entah soal apa. Ah, Papa. Aku meyakini, kebahagiaan yang ada disini ikut dirasakan pula oleh Papa disana kan?
Terima kasih sudah datang, sudah ikut berbahagia atas apa yang kami rasakan. Ini masih awal dari kebahagia-kebahagian lainnya. Tetaplah membersamai kami sampai kapanpun juga, karena disini kami juga meyakini bahwa tidak ada yang benar-benar pergi, selagi doa terus membumbung tinggi.
Semoga kabar baik lainnya segera berdatangan dalam keluarga ini. Percikan-percikan kecil yang akan membuat ledakan dasyat pada keluarga kami. Ledakan kebahagiaan. Aamiinn
Ps : Mas, selamat!!!
Kamis, 14 Juli 2016
Saling Mendoakan
"Nduk, bapak doakan kamu dapat jodoh yang sholeh. Dan kamu doakan bapak dapat anak yang sholeh sholeha ya. Deal?"
"He? Aamiin Pak. InsyaAllah ya."
Lalu aku kembali ke ruangan dengan muka girang atas doa si Bapak. Walaupun sebenernya kurang afdol ya karena aku jadi tau kalo ada orang yang ngedoain hahaha. Allahualam.
Dari doa si Bapak aku jadi sadar, ternyata harapan orangtua kita sangatlah sederhana. Memiliki anak yang sholeh sholeha adalah kebahagiaan yang luar biasa.
Kamis, 30 Juni 2016
Salam Baper
"Rasanya setelah menikah itu gimana sih? Bahagia?"
"Nggak lah, tapi bahagia bangeeeeet."
"Masa sih?"
"Nih ya, emang gak selamanya nikah itu isinya bahagia-bahagia doang, sedihnya juga banyak. Tapi ujung-ujungnya tetep bahagia kok, soalnya udah gak sendiri lagi. Udah ada temen halalnya, udah ada pundak pribadi, udah ada yang nenangin, udah ada obat kalo sakit."
"Cailaaah dangdut! Terus terus, perasaan jadi ngerasa aman gitu?"
"Nggak juga sih, tapi amaaaaan banget. Ada yang jagain, ada yang ngebackup, ada yang selalu ngingetin, ada yang siap pasang badan saat kita dihadapin sama masalah."
"Terus terus, ada perasaan nyesel gak?"
"Ada lah, nyesel kenapa gak dari dulu-dulu aja nikahnya."
"Yaelaaah mulai lagi. Terus terus, gimana ceritanya kok kamu bisa yakin sama suamimu dulu?"
"Yakin itu sama Allah aja, jangan sama orangnya."
"Buset, salah mulu ya daritadi."
"HAHAHA"
Rabu, 22 Juni 2016
Rumah
here |
"Aku sih pengennya rumah kecil tapi hangat aja, Dek. Rumah yang nyaman. Rumah yang menjadi tujuan pulang kapan saja. Rumah yang membuat semua orang di dalamnya jadi betah dan malah malas untuk keluar hehe. Kalau kamu?"
"Wah, seru. Tapi kata ibuku..rumah bukan hanya sekedar bangunan kokoh yang melindungi kita saat panas dan dingin. Rumah itu ada di dalam jiwa, setiap manusia. Tiap kali kita menemukan kedamaian dalam jiwa kita, maka ada rumah di sana. Dan kita, tidak akan pernah kesepian dimana pun kita berada."
"Lalu, bagaimana caranya menemukan kedamaian jiwa?"
"Mendekatkan diri pada yang punya jiwa, Mbak. Kata ibu sih gitu hehe."
Rabu, 27 April 2016
We're grow up in different ways
Jeda...
Membentuk jarak yang bernama rindu
Memanggil ingatan tentang tawa yang selalu riuh
Menjadikan hujan begitu dingin, ramai terasa hening
"Ayok ngumpul, si N pulang lho"
"Ayok, langsung aja"
"Jangan sekarang deh, masih belom kelar nih kerjaan."
"Next time gimana? Janjian sama dosen nih."
"Aku mah ayok aja, tapi tempatnya kalian yang atur."
.....
.....
.....
Lalu berujung...batal.
Grup chat kali ini membuatku berfikir bahwa sebenernya nggak ada yang bener-bener nggak bisa, kalau minimal kita semua menempatkan satu hal pada titik yang sama dalam satu waktu yang sama.
Waktu memang mengikat kita pada dunia baru yang kadang sulit dipahami oleh orang lain. Membentuk kita menjadi asing pada hal remeh temeh yang sempat kita tertawakan bersama. Iya, kita sedang sama-sama berjuang mencari "kita" yang utuh. Tapi kenapa kita lupa tentang rasanya "butuh"?
Awalnya aku sempet keki sama kita. Segitu susahnya atur waktu buat sekedar ketemu atau sekedar haha hehe kayak dulu. Tapi kesininya aku sadar, nggak ada yang salah dengan perubahan semacam ini.
Orang dewasa mungkin memang dituntut menjadi individualisme. Kita bukan lagi segerombolan bocah yang gampang atur ketemuan secara spontan. Dan...nggak bisa kumpul, bukan berarti nggak peduli. Beruntunglah, itu artinya satu tahapan baru sedang dilalui.
Jaga diri kalian, guys. Dimana pun kalian saat ini, sedang apapun kalian di sana, dengan siapapun kalian membentuk tawa. Tetap sehat dan berbahagia.
Percayalah, cara menyampaikan rindu yang paling sejati adalah dengan saling mendoakan.
Yogyakarta, yang sedang merindukan sahabat-sahabatnya
Senin, 18 April 2016
tentang menulis dari seseorang yang suka lupa menulis
"berusaha suka."
"kamu suka baca?"
"memaksa suka."
"kok bisa?"
"karena dengan berusaha dan memaksa, harapanku bisa jadi terbiasa."
"tapi blogmu suka bolong-bolong lho. dulu aja, minimal sebulan sekali pasti update tuh. semenjak pindahan, udah jarang banget gitu. jangan menjadikan 'nggak ada waktu' sebagai alasan. semua orang di dunia ini bisa aja menjadikan 'tidak ada waktu' sebagai kambing hitam dalam hal apapun. padahal ya, sesuatu yang-katanya berharga itu bakal mendapatkan porsi waktu khusus, walaupun secuil. tinggal menjadi prioritas atau nggak aja sih."
"emang kudu menoyor diri sendiri untuk hal itu. maap."
"terus?"
"mulai sekarang bakal mulai memberikan waktu untuk diri sendiri deh, lewat nulis. seperti yang pernah aku bilang, nulis bagiku adalah terapi. saat jiwanya lagi sakit, nulis berasa ampuh banget jadi obat."
"berarti sekarang lagi sakit jiwa?"
"mungkin.."
"eh ralat, bukan sekarang...kan tiap hari"
Sabtu, 16 April 2016
Hari Mengamini Sedunia
Terima kasih ya Allah, Sang Maha Baik yang Supernya Tiada Tara...untuk 23 tahun ini. Izinkanlah doa-doa indah hari ini membumbung tinggi lalu sampai pada rumahnya. Dan kembalikanlah kebahagiaan yang sama untuk mereka yang telah mendoakan dan mengamini. Aammiiinnn
Selasa, 05 April 2016
Pulang
![]() |
here |
Rabu, 30 Maret 2016
Drama Musim Penghujan
Sebagai penikmat hujan yang suka sengaja berbasah-basah supaya kehujanan. Kadang suka drama sama tetes-tetes kecil air hujan yang menyerang wajah selama perjalanan pulang.
Sisi anak kecilnya kita kadang keluar secara otomatis untuk hal-hal sepele yang membahagiakan versi kita.
Aneh sih memang, tapi coba deh sekali kali pas hujan sengaja aja nggak pake mantel, terus pulang basah-basahan. Rasain deh bahagianya. Kalau kamu nemuin feelnya, boleh gabung deh ke geng kita. #lah
Some people feel the rain, others just get wet. What's yours?
Senin, 28 Maret 2016
Self Reminder Ke-sekian Kalinya
"Kita nggak bener-bener menginginkan sesuatu, sampai kita bangun dan membawanya di doa sepertiga malam . Kadang kita suka nagih ke Allah soal doa-doa yg menurut kita belum terjawab kan?"
"Iya, kadang."
"Padahal balik lagi ke diri sendiri, yakin udah sungguh-sungguh mintanya? Udah seberapa sering kita mintanya, atau cuma sekali lewat doang tuh mintanya?"
"Iya sih, yang namanya beneran pengen pasti dibela-belain minta terus kan ya? Hm, yang namanya serius minta , pasti nggak bakal capek merayu Allah kan ya?"
"Naaah"
Senin, 14 Maret 2016
Makasih ya, Pak Sofyan
Senin, 07 Maret 2016
"Sarapan" di Senin Pagi
Iya.