Akhir- akhir ini aku kayak anak kecil yang lagi belajar jalan. Langkah kakinya kecil, hati- hati banget, takut jatuh. Padahal banyak hal seru di luar sana, yang pasti menyenangkan kalau dicoba. Apa mungkin karena udah tau rasanya sakit saat jatuh? Belum lagi kalau sampe luka, nyembuhinnya lama.
Ternyata ketakutan itu lumayan membahayakan, bisa- bisa aku lupa caranya lari kalau jalan aja lebih milih hati- hati. Tapi mau gimana lagi, belum ada sesuatu hal yang bisa membuat aku yakin dan percaya kalau jatuh itu nggak selalu menyakitkan. Jadi bawaannya udah antipati aja, underestimate.
Makin ke sini, bukan menjadi hal susah untuk menemukan orang- orang yang mungkin sesuai dengan keinginannya kita secara kasat mata. Makin banyak orang yang dikenal, makin banyak pandangan soal kepribadian seseorang juga. Tapi akan ada saat dimana kita takut untuk menjatuhkan pilihan, takut untuk memutuskan, takut untuk kemungkinan terburuknya, ya ketakutan- ketakutan klasik yang kita bangun sendiri sebenernya.
Sulit mempercayai orang lain, mungkin terkesan demikian. Tapi memang soal kepercayaan itu yang aku rasa untuk jaman sekarang cuma dimiliki orang- orang minoritas. Taroklah masalah kemapanan, ketampanan, kecerdasan, akan lebih mudah kita temui, tapi masalah kepercayaan dan bagaimana mempertanggung jawabkannya itu loh yang keliatannya agak susah.
Entah bagaimana caranya, aku masih belum menemukan satu titik dimana bisa dengan mudahnya untuk percaya sama seseorang. Beberapa orang yang aku temui keliatannya nggak terlalu merasa kesulitan untuk mengumbar kata, menjanjikan ini itu dan berlagak menjadi yang terbaik.
Ya, usaha yang cukup baik tapi belum juga berhasil untuk meruntuhkan tameng pertahanan. Klik, dan sampai pada fase di mana berani memutuskan say yes dengan yakinnya? I can't imagine it. Sampai kadang aku kepikiran tentang mereka yang sudah lebih dulu berani memutuskan. Bagaimana rasanya sih menjadi "yakin"?
Sabtu, 27 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar