Berterima kasihlah pada hujan, karena dia pernah menahan kita pada satu percakapan hangat. Tidak lupa dengan dua cup kopi yang kamu bawa sembari berlari-lari kecil dari seberang jalan sana.
Rintiknya makin deras hingga kita harus sedikit membesarkan suara untuk saling bercerita. Iya, diantara orang-orang yang juga berteduh, hanya kita yang asik tertawa dan menikmati momen "terjebak" ini. Aneh ya?
Namanya juga menemukan, beginilah rasanya. Rasanya ikhlas jika hujan harus turun lebih lama lagi. Itu artinya akan semakin banyak hal yang kita bagikan.
Tapi hujan kali ini tidak seperti hujan-hujan kemarin. Kita yang tidak lagi berdua, kita yang asing dan tidak saling peduli.
Lalu, kenapa kita masih ditempat ini dengan cup kopi dan hujan yang sama walau saling bercerita dengan orang yang berbeda? Lucu ya kita?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar