Senin, 02 Juli 2018
Setelah Menikah, Menjadi IRT atau Wanita Karir?
Menjadi wanita independen selama kurang lebih 4 tahun, mempunyai kegiatan rutin di luar rumah, memiliki pendapatan sendiri yang bisa digunakan sesuka hati, traveling ke sana sini, bertemu banyak jenis orang setiap harinya, bicara di depan umum, menunjukkan eksistensi diri, menemukan masalah dan mencari solusi pada pekerjaan adalah salah satu hal terbaik yang pernah aku rasakan. Aku seperti menemukan kebebasan dan kebahagiaan untuk berdiri di atas kakiku sendiri, bahkan bisa menjadi kaki orang lain, dikala waktu.
Setelah menikah, semuanya berubah. Aku memilih resign dari pekerjaan, ikut suami ke daerah yang jauh dari kota, jauh dari orang tua, keluarga dan sahabat, hidup berdua hanya dengan suami, stay di rumah, jarang berinteraksi langsung dengan orang- orang, berkutit dengan dapur dan keperluan suami. Rasa- rasanya, orang bakal heran dan bertanya "kamu yakin?". Teman-temanku juga terkadang bertanya "kamu ngapain aja disana setelah menikah?". Ada juga yang bertanya, "kamu bakal jadi IRT atau cari kerja setelah ini?". Aku hanya berfikir, memang ada yang salah dengan menikah? Hingga orang berlomba- lomba dan tampak antusias bertanya.
Menurutku, menjadi IRT ataupun wanita karir sama- sama pilihan yang baik dan memiliki konsekuensi tersendiri. Jadi tidak bisa dikomperasi. Kita punya pasangan, dan pilihan terbaik adalah hasil kesepakatan bersama. Dan itu tidak bisa disamaratakan.
Tapi jika memang harus menjawab, dengan tegas kukatakan: Alhamdulillah ini adalah jawaban atas doa- doa dan angan- anganku terdahulu. Menikah, fokus hidup dengan suami dan mengurus anak. Menjadikan rumah sebagai tempat ternyaman bagi mereka, belajar dan bermain bersama, membuat keluarga merasa memiliki satu sama lain. As simple as that. Tapi lagi- lagi ini adalah hidup ideal versiku, mungkin bukan untuk kamu.
Dan inilah hidup yang membawaku selalu bersyukur. Maha Baik Allah dengan segala kejutan-Nya. Disini aku bisa menemukan arti kebahagiaan versi lain, yang lebih simpel, tapi maknanya dalam. Memang banyak perubahan pada diriku semenjak menikah, tapi menurutku ini adalah perubahan yang wajar dan baik malah. Menikah, membuatku merasakan hal lain yang tidak aku rasakan saat melajang dulu, meyakini janji Allah bahwa menikah memang lah pembawa kebahagiaan dan rejeki bagi yang meyakini dan mengamini. Rejeki yang bukan hanya materi, tapi lebih dari sekedar itu. Memiliki pasangan yang sefrekuensi, yang ditiap kondisi mencoba saling memahami, keluarga yang semakin banyak dan sayangnya yang luar biasa, lingkup pertemenan yang semakin luas, ilmu syukur yang tanpa disadari muncul dari sekitar.
Menjadi wanita karir tidak selamanya egois. Bekerja di luar rumah bukan berarti mengenyampingkan kehidupan di rumah dan berenak- enak hidup di luar sana. Tanggungjawab tambahan, menyeimbangkan waktu dan kualitas hubungan, ini adalah hal berat loh. Bukan berarti menjadi wanita karir adalah pilihan instan bagi wanita yang malas untuk memegang pekerjaan rumah dan tetek bengeknya. Bukan pula karena mereka merasa mampu "menghasilkan". Tapi, wanita karir adalah pilihan keren menurutku, dimana mereka bisa membagi dengan seimbang urusan pekerjaan dan kerumahtanggaan, dengan tidak membawa ego independen ke dalamnya. Ini adalah wanita karir yang keren. Tetap menjadi lembut di dalam keluarga, tapi ambisius dan semangat dalam berkarya.
Menjadi IRT pun tidak berarti pilihan atas kefrustasian dan kepasrahan seorang wanita. Ia baru saja menang atas perang batin antar dirinya sendiri, belum lagi dengan suara- suara di luar yang terdengar pitchy. Menjadi IRT bukan berarti tidak memiliki hidupnya lagi sendiri. Tidak berarti hidupnya membosankan dan monoton begitu- begitu saja. Seorang IRT juga masih bisa kreatif, inovatif dan berkarya kok. Banyak hal yang bisa dilakukan IRT, tanpa harus mengorbankan waktu keluarga. Mengurus kegiatan rumah dan anggota seisinya, mengembangakan passion dan hobi, bisnis kecil- kecilan misalnya. Meningkatkan ilmu parenting dan mengerjakan ibadah yang selama ini seringkali absen. Menjalin silaturahmi lebih intens dengan orang tua dan keluarga. Menjadi pendengar yang baik bagi anggota keluarganya, pemberi solusi terbaik yang selalu dicari. Atau teman bermain yang selalu siap sedia. Bahagia baginya bukanlah seberapa gendut pundi-pundi rupiah yang dikumpulkan, tapi seberapa ia berhasil membuat rumahnya menjadi tempat ternyaman bagi anggotanya. Menjadi penyejuk dikala kegiatan di luar membuat anggota rumah penat. Disitulah ia merasa begitu "manfaat" selama hidupnya. Ini tentu tidaklah mudah, dan imbalannya tentu luar biasa, surga, bagi yang meyakini.
Lalu sebenarnya, apa yang membuat peran IRT terasa menjadi momok bagi sebagian wanita? Karena mungkin, dia belum puas dengan hidupnya sendiri, belum bahagia dengan hari- harinya terdahulu, dan belum ikhlas menceburkan diri dalam kubangan keluarga. Disitulah mungkin kenapa ada anjuran menikahlah di saat yang tepat, disaat kita benar- benar siap. Karena saat kamu siap menikah, bersiaplah merasakan perubahan besar dalam hidup, yang bisa jadi dirasa memuakkan atau bahkan membahagiakan. Dan menurutku, yang sempat merasakan kedua- duanya, keduanya sangat membahagiakan dengan versinya masing- masing, karena untuk menjadi bahagia, bukan tentang peran apa yang kamu jalani saat ini, tapi bagaimana kamu menjalankan peran itu, dengan suka hati. Cheersss!
Selasa, 22 Mei 2018
How I Prepare My Wedding
Karena proses perkenalan yang singkat, hanya kurang lebih 5
bulan saja. Persiapan pernikahan ini benar- benar menjadi fokusku kemarin.
Gimana nggak harus fokus? Lokasi pernikahan kami pilih di Jogja, sedangkan
masuam stay di Aceh dan keluarga besar kami lokasinya berjauhan
(Bengkulu- Palembang- Pati).
Tapi alhamdulillah aku terbantu banget dari tempat kerjaku
yang juga menyediakan tempat hunian, venue pernikahan beserta vendornya, serta
pekerjaanku yang berkaitan dengan financial, kenapa? karena secara nggak
langsung bisa memberikanku beberapa opsi dan pertimbangan. Akhirnya aku
memutuskan mempersiapkan semuanya tanpa bantuan WO. Iya, dengan mepetnya waktu,
jarak pasangan dan keluarga yang berjauhan, lokasi pernikahan yang cuma
"numpang" kota, dan keriweuhan lainnya, alhasil aku teramat lega saat
pernikahan ini berjalan dengan sukses.
Saat pertama kali ditentukannya tanggal pernikahan di awal
Januari 2018, 3 bulan terakhir adalah masa- masa hektik dan nano-nanoku.
Rasanya beneran campur aduk! Tapi tenang, kita nggak perlu panik, hal yang
harus kita lakukan cukup berpikir jernih dan tetap waras. So, hal-hal apa saja
yang harus dipersiapkan menjelang hari terdeg-degan seumur hidup itu? Oke,
let's check it out!
1. Konsep Pernikahan dan Tamu Undangan
Penting! Kamu harus tahu dulu, konsep pernikahan seperti apa
yang akan kamu lakukan. Baik dari sisi kamu dan pasangan, ataupun keluarga
besar. Penting untuk benar- benar dikomunikasikan, karena ini adalah dasar kamu
untuk melanjutkan ke tahapan- tahapan lainnya, seperti pemesanan gedung,
catering, dll. Setelah menemukan kesepakatan dari seluruh pihak mengenai mau
dibuat seperti apa pernikahan kamu, apakah mau bertema nasional, apakah
tradisional, apakah indoor, apakah outdoor, apakah dibuat wah, apakah
sederhana, lalu mintalah dari masing- masing keluarga untuk membuat daftar tamu
yang akan diundang. Sehingga, ini memudahkan kamu untuk menentukan prioritas,
jumlah, serta kemampuan yang ada. Nanti, hal terberat dari ini semua adalah,
menghilangkan list-list tamu undangan, demi menyesuaikannya dengan budget yang
ada.
2. Venue Pernikahan
Ini adalah hal utama lainnya dari pritilan pernikahan yang
ada, kecuali kamu niat nikahnya di rumah atau KUA ya, gedung menjadi hal pokok
yang harus dipersiapkan jauh- jauh hari. Banyak yang sudah memesan gedung dari
setahun sebelum acara juga loh. Karena, gedung ini nantinya akan berhubungan
langsung dengan KUA, catering, tempat menginap keluarga (karena aslinya luar
kota), dan undangan pernikahan. Berhubung aku sudah berkutit dengan urusan sewa
menyewa gedung selama bekerja, banyak opsi dan pertimbangan harga yang aku
dapatkan. Karena sudah mengantongi tanggal pernikahan, dan alhamdulillahnya
jatuh di hari Jumat, sehingga gedung- gedung masih banyak yang available. Kita
harus mencocokan jumlah tamu undangan dengan kapasitas gedung, serta harga yang
ditawarkan. Carilah beberapa opsi gedung dengan budget yang tidak terlalu jauh,
untuk menjadi backup.
3. KUA
Tanggal pernikahan sudah, gedung sudah, maka step
selanjutnya adalah mengurus administrasi ke KUA. Sebenernya, untuk urusan KUA
ini aku nggak begitu paham, lupa-lupa inget juga. Karena, administrasi
ini pure dibantu keluarga besar dari kedua belah pihak. Pihak laki-laki,
prepare di kotanya. Dan aku, menunggu surat-surat dari pihak laki-laki dan melanjutkannya
ke struktur desaku. Cuma, berhubung saat itu aku kerja, semua kupasrahkan ke
Tante sampai dengan dokumen pengantar dari kelurahan jadi. Aku hanya
mempersiapkan kebutuhan dokumentasi kesehatan dan pendaftaran ke KUA saja.
Intinya, saat kita sudah mengantongi dokumen dari pihak laki-laki, jalannya
kita mah udah ringan. Rajin-rajin aja buka webnya KUA yang kamu tuju. Disana
bakal ada info tentang kelengkapan administrasi apa saja yang harus
dipersiapkan, karena di setiap daerah terkadang syaratnya juga berbeda. Nggak
beda-beda banget juga, cuma pasti ada selisih 1-2 syarat lah. Nah, ini juga
yang sempat membuatku kesal. Mulai dari warna background foto, syarat
kesehatan, yang ternyata tidak sama antara KUA kota dengan kabupaten. Disini
kamu bakal menemukan kerikil-kerikil halus yang bikin gemes! Catat nih, saat
step ini kamu harus sudah mengantongi tanggal pernikahan, jamnya, lokasinya,
dan jelas, siapa calonnya loh ya hehe
4. Salon
Semua wanita pasti ingin tampil cantik di hari bahagianya.
Percaya atau tidak, untuk cantik memang mahal. Banyak salon-salon atau MUA yang
menawarkan harga selangit untuk sekali riasan. Tapi, semua kembali ke budget
dan gengsi kita. Menurutku, cantik nggak harus mahal. Tapi cantik, harus
pintar-pintar. Iya, kita harus cari referensi sebanyak mungkin, dan buatlah
perbandingan dari itu semua. Disana kamu bakal tahu, dengan harga sekian,
fasilitas yang dikasih apa saja, dan sesuai nggak sama budget serta keinginan
kamu. Kalau kamu tipe 1 yang nggak mau repot, tinggal duduk manis dan tahu
jadi, hasilnya cuma 2 nih : kamu bakal nemu vendor ternama dengan harga mahal
padahal sebenernya biasa aja, atau kamu nemu salon ala kadarnya yang bikin kamu
nggak puas. So? Aku pilih menjadi tipe yg ke-2, tipe yang kepo dan banyak
maunya. Mau murah, mau cantik, mau capek. Tapi worth it loh. Maksudnya gimana
nih? Dengan menjadi tipe 1, artinya kamu membayar jasa dan kerja keras tim.
Salon itu terdiri dari makeup manten cowok cewek, pakaian manten, pakaian orang
tua- besan, pakaian among tamu dan penjaga buku tamu, dan terkadang menghandle
prosesi pernikahan kamu juga. Jadi wajar aja harganya mahal kan? Nah, saat kamu
mau sedikit aja cari tahu, sebenernya tukang riasnya siapa sih? Dia sewa
bajunya dimana sih? Ini beneran bisa menghemat budget kamu loh, lumayan banget
kan? Akhirnya, aku cari tahu nih tukang rias yang ikut di salon-salon. Dan
alhamdulillah mbak sepupuku punya kenalan anak salon, yang ternyata bisa
diminta jasa personal gitu, tanpa embel- embel nama salonnya. Terus untuk baju
pengantin? Aku sih milih sewa aja, bukan berarti nggak pengen jahit baju dan
disimpan buat kenang- kenangan anak cucu. Tapi kepikiran aja, apa ini bajunya
gak sayang? Apa nanti bajunya nggak jadi mubazir aja? Berhubung aku ambil tema
nasional, jadilah aku kepengen dress simpel, menutup dada tapi tetap cantik.
Sedangkan untuk suami, aku pengennya dia pake jas aja. Nah, mubeng-mubeng lah
aku tanya sana sini, browsing sana sini, chat sana sini, demi menemukan yang
sesuai sama keinginan aku. Dan bener aja, ternyata nemu yang sesuai selera dan
jelas, sesuai budget! I'm so happy! Digabunglah pritilan itu tadi, taraaaa bisa
loh!
5. Catering
Case-nya katering hampir sama nih sama salon. Semakin enak
dan terkenal brand cateringnya, harganya makin meroket. Dan jelas, budget catering
adalah budget tertinggi yang kita habiskan dalam acara 1 hari ini. Karena
masalah perut adalah hal pokok yang kita nggak boleh salah pilih. Nah,
bagaimana cara "mengakali" catering yang enak, variatif, dan murah
ini? Oke, lagi-lagi kita harus pintar- pintar haha sama dengan konsep salon
tadi sih, kita harus menjadi orang yang kepo dan mau capek. Untuk menghasilkan
sesuatu yang maksimal, usahanya juga maksimal dong. Salah satunya dengan
mencari referensi catering sebanyak- banyaknya. Caraku dulu, secara gak
langsung, setiap menghadiri pernikahan temen atau kolega, aku pasti berkeliling
ke setiap boothnya, dan mencicipi semua menu yang ada haha antara laper dan
mumpung yak. Eh tapi, ada efek positifnya loh, saat aku merasa cocok nih dengan
makanan itu, aku bakal cari tahu catering apa yang dipake siempunya acara. Cari
info, minta kartu nama dan diingat- ingat rasanya. So, saat butuh referensi
kayak begini, aku udah punya beberapa list catering handalan. Tapi, nggak cukup
sampe disitu, enak tapi mahal? Nah, ini juga jadi masalah hehe Lagi- lagi kita
harus cari perbandingan, antara harga, jenis dan jumlah yang didapatkan. Masih
kurang sreg atau belum sesuai budget? Bisa "diakali" dengan cara
lainnya. Catering ini menyajikan berbagai jenis makanan kan, dan pernahkah kita
berfikir darimana dia dapat stok makanan ini semua? apakah bikin semua? apakah
mungkin dia juga beli dari produsen lain? Nah, mari kita cari tahu lebih dalam.
Alhasil, aku menemukan cara lainnya, yaitu mendatangi produsen si gubuk-gubuk
makanan itu tadi. Misal nih ya, catering A menyediakan prasmanan, siomay,
bakso, pempek dan sate. Nggak ada salahnya nih, kalo kita punya abang bakso,
siomay atau sate langganan di deket rumah yang dijamin enak, bisa kita ajak
join aja ke acara kita. Hitungannya? Dijamin lebih murahlah. Percayalah, ini
bisa menghemat sampai dengan 30% dari budget kamu kalo pake WO hahaha Ribet?
Nggak kok kalo kita mau usaha dan nego dengan baik si abang- abang tadi. Nah,
biar nggak tambah ribet nih, kita gunakan si catering utama untuk membackup
makan prasmanannya, sekaligus kita sewa peralatan gubuk-gubuk, dari mulai
piring kecil, mangkok, sendok, dan pritil lainnya. So, si catering nggak
rugi-rugi banget, dan si abang komplek tadi juga seneng, tinggal dateng bawa
bahan doang, mereka sama-sama enak. Kita pun bahagia! Dapet enak, sesuai
selera, porsi banyak, murah pula. Ahay!
6. Dokumentasi
Untuk urusan dokumentasi, aku memang rada rewel sih. Karena
menurutku ini adalah hal yang penting. Percuma dong, dandan cantik, dekorasi mahal,
tapi tukang fotonya abal-abal, dijamin deh memorimu soal pernikahan jadi
malesin hehe Karena itu, khusus untuk dokumentasi, memang sengaja kukasih
budget khusus, tapi tetep ada perbandingan dan filter berlapis-lapis nih. Dari
sisi harga, output dan kualitas gambarnya.
7. Dekorasi
Ternyata, harga dekorasi gedung pernikahan jika digabungkan
dengan jasa WO itu lumayan mahal coy! Apa lagi kitanya ribet dan banyak maunya.
Nah, menurutku nih, keutamaan dekorasi hanyalah remahan rengginang yang nggak
begitu penting amat tapi ya nggak berarti jelek-jelek juga. I mean, yang
standar aja, asal simpel, elegan dan sesuai dengan luasan gedung, dijamin apik
kok. Mungkin ini sih kenapa dibandingkan poin yang lain, dekorasi masuk di
nomer 7. Tahu nggak apa yang bikin dekorasi mahal? Kebanyakan bunga- bunga
hidup yang habis acara pasti dibuang itu loh cyin yang bikin mahal. Iya, bunga
hidup yang menjadikan gebyok kita terlihat wow itu, ternyata memakan budget
yang fantastik! Padahal jelas- jelas ya, habis acara, bunga itu dibuang dan
hilang gitu aja, cuma dinikmati 2 jam doang! Opsi lainnya adalah biar dekorasi
pernikahan kamu hemat tapi tetep cucok adalah pemilihan jenis bunga plastik
dengan warna dan aksen yang simpel. Penting nih, menurutku simplicity is
beautiful. So, pilihlah aksen dan warna yang tidak terlalu banyak, mungkin
cukup 2-3 warna saja, sehingga pernikahan kamu terkesan classy gitu.
8. Undangan dan Souvenir
Nah, ini adalah hal pokok tapi ternyata very low budgetting
dibandingkan yang lain. Dengan catatan ya, tergantung kamunya. Maksudku,
dibandingkan pengeluaran yang lain, dua hal ini lah yang paling masuk akal
untuk ditekan. Carilah konsep undangan yang tidak mubazir, tidak langsung
dibuang, it means minimal tamu undangan mikir-mikir nih buat ngebuangnya, yang
bisa dipake lagi gitu deh. Atau souvenir, yang jelas- jelas bisa mereka pake
untuk beberapa waktu ke depan. Harga? Banyak kok vendor yang menawarkan harga
murah, asal kitanya kreatif, pasti lucu-lucu aja. Atau kamu punya temen yang
bisa design? Nah, bisa banget nih. Rejeki pertemanan hehe
9. Hiburan
Hal yang satu ini juga balik lagi ke kesepakatan kedua belah
keluarga. Mau dangdutan kek, mau kosidahan kek, mau akustikan, mau
band-band-an, atau apalah. Tapi kalau aku pribadi, gunakan jasa teman atau
kenalan untuk ini, dijamin saling menguntungkan dan jelas membahagiakan satu
sama lain hihi
Panjang juga ternyata ya? Iya, makanya setelah 4 bulan
pernikahan, aku baru sempet sharing ini. Dan buat kamu yang bernasib sama kayak
aku, sebagai perantau yang numpang nikah di kota orang, ada beberapa persiapan
tambahan yang harus kamu persiakan untuk keluarga besar :
1. Tempat menginap
Carilah sejenis homestay, yang bisa menampung jumlah
keluarga besar. Usahakan juga di dalamnya sudah ada fasilitas yang bisa
mengakomodir kebutuhan bersama seperti kamar, ruang tamu besar, ekstra bed,
dapur, alat masak dan air galon. Serta pastinya, carilah lokasi yang berdekatan
dengan lokasi pernikahan, supaya budget untuk transportasi bisa lebih ditekan.
2. Konsumsi
Selama mereka menginap, usahakan kamu juga harus memikirkan
makan selama mereka disana. Sebagai pendatang, pastinya mereka belum familiar
dengan daerah sekitar. Usahakan persiapkan catering dengan menu standar supaya
segala jenis usia doyan dan snack yang agak berat, seperti roti, arem-arem atau
sejenisnya sebagai pengganjal dikala lapar melanda.
3. Transportasi
Minimal siapkan akomodasi mobil yang bisa dipaki mobile
untuk mengantar jemput atau mengambil kebutuhan keluarga di penginapan ke venue
pernikahan. Kendaraan ini dipastikan selalu standbye, demi kelancaran acara.
Nah, selesai juga akhirnya! Mempersiapkan pernikahan dengan
waktu yang mepet dan tanpa WO? Why not? Asal kita mau jadi orang yang kepo,
nggak malu tanya, dan mau bergerak. Pernikahan impian dengan budget yang sesuai
dan waras di kantong bisa terlaksana kok. Pernikahan itu nggak ribet, yang
bikin ribet itu kadang cuma kita dan lingkungan aja, tinggal balik ke kitanya
deh! Semoga yang lagi persiapan pernikahan, bisa berjalan lancar, dan semoga
yang masih bingung mau nikah sama siapa, segera dicerahkan. Love!
How I Met My Husband
So, ini pertama kalinya aku sharing tentang perjalanan
hidupku hingga akhirnya bertemu dengan masuam. Penting nggak sih? Ya walau nggak
penting- penting amat, tapi ada hal lain yang mau aku share dan semoga
keajaiban yang aku rasain, juga tertular ke kamu yang baca. Tentang keyakinan
dan kekuatan doa.
Dulu, sekitar 4 tahun yang lalu, sekitar akhir 2014 di kota
kesayangku, Jogjakarta, aku bertemu dengan teman masa kecilku, Mbak A (sebutlah
begitu). Saking deketnya kita jaman kecil dulu, rasanya udah kayak saudara. Dan
seneng banget dong, saat tahu si mbak lagi di Jogja, kita atur ketemuan.
Tanpa diduga, ternyata si mbak juga lagi ketemuan sama
temen- temennya yang lain. Dan disanalah untuk pertama kalinya aku ketemu sama
si masuam. Bukan, masuam bukanlah temennya si mbak tadi. Tapi, temennya temen
si mbakku itu haha ribet ya? Intinya, kita ketemu disana tanpa kesengajaan dan
tanpa ada sangkut paut yang jelas. Tahu- tahu ya ketemu aja.
Ngobrol ngalor ngidul selama disana dan diperjalanan pulang,
aku baru sadar nih, kalau selama ngobrol tadi, kita nggak pernah yang bener-
bener ngobrol berdua secara intim. I mean, ya kita ngorbol reramean gitu aja,
dan cuma bahas hal receh nggak jelas. Singkat cerita, ternyata si masuam yang
saat itu berdomisili di Bali, harus kembali ke kotanya malam itu juga, itu
artinya, aku dan masuam dulu cuma ketemu beberapa jam aja dong. And guess what
happen in the next story? Yap, dia minta kontakku ke temennya mbakku hehe emang
dasar jaman dulu mah masih modusan yak. Akhirnya, di 2014 itu kita kontak-
kontakan via BBM chat, yaelah jadul amat yak? yaemang.
Chat 4 tahun yang lalu itu masih chat jaman abege-abegean
gitu, nggak ada arahnya, cuma haha-hihi nggak jelas. Sampe akhirnya, chat itu
terputus gitu aja. Kita punya hidup masing- masing dan udah nggak
kontak-kontakan lagi sampai akhirnya di pertengahan tahun 2017, it means 3
tahun berlalu. Dimana banyak perubahan yang terjadi di hidupku, dari mulai cara
pandang hidup, prinsip- prinsip hidup bahkan tentang menentukan pasangan hidup.
Yes, kegalauan tentang pencarian jodoh saat itu mulai menyerang, aku mulai
diracuni tentang pembahasan nikah nikah nikah. Sampai akhirnya, proses
“pencarian” ini bak roller coster, naik turun, belok- belok, diputer- puter
nggak pake santai, yang mengajarkanku bahwa jodoh sih nggak perlu ngoyo dicari,
tapi ngoyolah untuk memperbaiki diri. Hingga tiba-tiba masuam hadir (kembali).
Perubahan hidup itu bermula dari keyakinanku pada hukum
Allah yang mengatakan bahwa perempuan baik, untuk laki-laki baik. Maka, untuk
mendapatkan laki-laki yang baik, aku kudu jadi perempuan yang baik dulu. Di
tengah-tengah masa penantian dan ikhtiarku mengenai penantian jodoh tadi,
banyak perubahan baik yang aku rasakan di dalam diriku, hal- hal yang
sebelumnya nggak pernah aku lakuin, jadi aku lakuin. Hal-hal yang dulunya bukan
aku banget, aku usahain jadi aku banget. Ya, tapi ini berrproses jadi lebih baik
versiku ya. Dan itu membentuk sebuah keyakinan, bahwa hasil nggak akan pernah
mengkhianati proses. Prinsip take and give juga nih. Apa yang udah kita
usahakan dan perbuat atas-karena Allah, InsyaAllah Allah juga akan kasih
balasan ke kita, bahkan lebih dari yang kita duga.
Prosesnya aku dan masuam itu bisa dibilang singkat, unik dan
ajaib. Disaat lagi pasrah- pasrahnya, doa lagi getol- getolnya, tiba- tiba
Allah mendatangkan masuam dengan hawa segarnya. Aku yang sudah niat untuk nggak
main-main lagi dalam mencari pasangan, ternyata disambut baik oleh masuam, dia
juga sama. Sempet nih dalam proses ini aku nggak sengaja mbatin, "Ya
Allah, kalo beneran yang ini sih, aku mau" hahaha emang dasar bener ya,
ucapan mah jadi doa. Dan bener aja, ternyata niatan kita sama! Yaudah,
langsunglah kita pengenalan secara personal dan keluarga satu sama lain. Nggak
butuh waktu lama, saat Allah udah kasih keyakinan dan jalan-jalan ajaib-Nya
tadi, kurang lebih hanya 5 bulan dan ketemu cuma 3 kali kayaknya, kita nikah deh
hehe
Kok bisa? Aku juga heran. Tapi beneran ya, kalau yang
namanya jodoh sih bisa datang dari hal-hal nggak terduga. Sama orang yang nggak
pernah kita bayangkan sebelumnya. Dan waktunya, jelas terbaik versi Allah. Saat
niat kita bener, dan mau berusaha menjadi lebih baik, Allah bakal kasih kejutan
deh buat kita, semacam kado dari buah kesabaran gitu. Kuncinya, yakin, banyakin
doa dan serahin semua sama yang punya hati, jangan manusianya. Manusia mah
tempatnya kecewa kan? Kalau ke Allah, insyaAllah yang terbaik. Walau nggak
selamanya proses itu mulus-mulus aja, ada juga kerikil-kerikilnya, tapi selama
kita yakin, semua bakal indah aja di akhir!
Jumat, 04 Mei 2018
A New Me!
Kenapa aku-nya jadi baru? Bukan, bukan aku-nya yang baru,
tapi statusnya yang baru hehe Berhubung banyak sekali cerita hidup yang ke-skip
di blog ini, akhirnya kuputuskan untuk mengubah haluan blog ini menjadi ke arah
yang lebih berfaedah.
Iya, iya, karena kayaknya blog ini hanya berisi random
thought yang nggak jelas isinya apa haha
Pelan- pelan pingin dibuat lebih terstruktur dan bermanfaat
(semoga). Masih banyak curhat dan sharing-nya sih, tapi semoga ada
"isi" yang bisa diambil. Dan kenapa alamatnya juga berubah dengan
judul belajarkedapur ? ini penting untuk dibahas nggak kira- kira? haha
anggaplah penting ya
Jadi, semenjak nikah dan diboyong masuam ke daerah nun jauh
disini. Keluar dari kerjaan, fokus ke masuam, dan belajar tetek bengek
perilitilan tentang kerumahtanggaan, banyak hal yang tetiba membangkitkan
semangatku. Selama tiga bulan pertama, bisa kusimpulkan, pekerjaan rumah yang
paling membuatku bahagia adalah saat-saat di dapur. Padahal, andai kamu tau
bagaimana aku dijaman single dulu, dapur bagaikan tempat terisolir yang teramat
jarang terjamah haha
Tapi entah mengapa, sekarang dapur menjadi sangat
membahagiakan dan bikin nagih. Mungkin karena kemampuan memasakku yang sangat
minim, sehingga saat berhasil melakukan sesuatu yang layak pangan, bangga nya
luar biasa! Iya, bahagiaku mah sesimpel itu. Sesimpel berhasil goreng tempe
nggak kegosongan. Sesimpel bikin sayur sop nggak keasinan. Dan sesimpel nyambel
dengan ulekan yang nggak begitu kasar! Semenjak itu, aku bertekad, mencoba
membahagiakan masuam melalui perutnya hihi biar cintanya dari perut naik ke
hati selalu cailaaah.
Alhasil, kubuat 2 akun instagram baru. Pertama, akun jualan
@houseofsabiya (sekalian promo). Tapi kok kayaknya jiwaku nggak begitu marketer
haha jalan ditempat dan tiap mau posting, akunya malah bingung. Isinya lebih ke
jual- jual produk, dengan berharap ada yang memberikan respon. Dan seketika
bahagia sekali, saat ada yang chat "ini ready sist?" OH MY GOD!
Bahagia mah simple ternyata ya! Tapi, lama- lama aku ngerasa, jualan gini kok
belom aku banget. Akhirnya, kuputuskan membuat akun instagram kedua
@belajarkedapur, akun sharing tentang apapun yang berkaitan dengan homemade ku
di dapur. AND YOU KNOW WHAT? Sepertinya jiwaku memang bukan ke attention
orriented, tapi lebih ke how i can share everything that i love! Bener aja,
bodo amat lah nggak ada followersnya, nggak ada likenya, nggak ada yang peduli
sama itu akun, tapi kutetep bahagia! haha aku sih berharapnya, akun itu bisa
jadi ajang aku mengasah kemampuan di dapur, bermanfaat suatu waktu dan at
least, bermanfaat buatku sendiri dikala sometimes aku lupa sama resep- resep
yang udah pernah kubuat.
That's all. Tuh kan, lagi- lagi kerandoman ini muncul lagi
hehehe yaudah lah biarin. Sebenernya aku juga pengen cerita soal how I prepare
my wedding, how i met my husband and how i can struggle hidup disini, yang
notabene jauh dari kota cyin. Yuk lah doain, semoga nggak cuma wacana!
Langganan:
Postingan
(
Atom
)