Sudah mendekati bulan Ramadhan, itu artinya penyakit akut tahunan mulai kambuh. Homesick. Dari beberapa hari lalu sudah mulai aneh sendiri, dari yang tiba- tiba kepengen banget makan pempek sampai searching tiket pulang.
Kamarnya kini teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari dia tiap pagi
Banda Neira masih nyanyi- nyanyi di kuping. Lagu yang sekarang keputar malah salah banget, meningkatkan kegalauan menjadi 3 kali lipat! Emaaaak, anakmu pengen pulang.
Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti
Pulang ke rumah
Tapi apadaya, jatah cuti tinggal seiprit dan harga tiket pulang yang nggak manusiawi, jadilah aku macam bang toyib yang 3 kali puasa 3 kali lebaran nggak pulang- pulang. Hahaha mari menertawakan diri sendiri.
Apa yang paling dirindukan dari rumah kecil tak berhalaman luas itu? Kehangatannya. Apa yang paling menyenangkan berada disana? Jelas orang- orangnya. Walaupun cuma berempat dan tiada hari tanpa ribut- ribut kejahilan, rumah tetaplah tempat ternyaman untuk pulang. Tetaplah tempat yang paling dirindukan para perantau. Tetaplah tempat yang paling indah untuk berkasih sayang.
Tuh, lagu aja bikin galau, next playlist!
Tuh, lagu aja bikin galau, next playlist!