Rasanya itu manis, hambar bahkan pahit. Dia itu hitam, tapi kadang merah jambu. Membuat tawa, kadang luka. Bahagia itu bisa suka, tapi itu
tak selamanya. Cambuk hati mulai bergeliat nyata. Perlahan jelas didepan mata. Sisi
itu ada dua, bukan cuma bagian muka. Mungkin mereka bergantian hinggapi diri
yang kadang sunyi. Hening. Bahkan dingin.
Suka tak mau datang kala duka, begitu pula sebaliknya. Ada masa
untuk setiap cerita. Ada tawa untuk setiap air mata. Jalanan cerita sangat
panjang untuk dikalimatkan. Coba diikuti perlahan tanpa harus banyak pertanyaan.
Biarkan terasa nyata dan tanpa diduga. Biarkan kamu mengetahui rasa yang belum
ada sebelumnya. Saat jatuh tanpa tahu ada lubang disana, apa kamu akan berteriak sakit? Pasti. Tapi apa
kamu akan jalan berulang kali disana dan jatuh untuk kesekian kalinya? Tidak bodoh.
Jatuh itu kadang indah. Indah saat nanti kamu bisa berdiri dan bangkit lagi. Indah,
saat kamu bisa jalan lagi dijalan yang seharusnya. Indah, saat kamu berhasil
melewati jalan itu tanpa pernah terjatuh lagi. Kamu akan tertawa saat berhasil keluar
dari arena. Lalu apa kamu hanya akan berhenti disana? Tidak bodoh. Lewati jalan
berikutnya, ikuti jalannya tanpa harus banyak bertanya. Tak usah kamu menoleh kebelakang,
lihatlah kedepan hei ! Apa disana masih ada lubang yang sama? Atau bahkan kamu
harus bersiap untuk halangan berikutnya? Bersiaplah ! Baik.
Hmm lalu, jika halangan kedepan lebih berat? Adakah ketakutan? Hei, melirik pun kamu belum. Apa yang mesti kamu hindari? Apa yang membuatmu khawatir? Merah jambu itu? Siapa yang tahu kalau merah jambu itu akan tetap sama? Mungkin dia akan pudar, menghitam atau bahkan tambah merekah. Tinggal bagaimana kamu memperlakukannya :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar